1.
Pengaruh pH pada sediaan tetes mata
obat tersebut diteteskan pada mata, pendaparan oleh air mata biasanya cukup untuk menaiikan pH sehingga tidak terlalu merangsang mata. Dalam beberapa hal, pH dapar berkisar antara 3,5 dan 8,5 (DepKes RI, 1995). Bila pH sediaan terlalu asam dapat menyebabkan iritasi dan bila terlalu basa dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme.
Idealnya pH
sediaan tetes mata harus ekuivalen dengan cairan mata, yaitu 7,4. Dalam
pemilihan pH perlu yang dipehatikan yaitu pH optimum untuk kestabilan zat aktif
dan bersifat inert. Untuk mencapai pH tersebut dapat ditambahkan agen pendapar
dan perlu diperhatikan kesesuaian dan kestabilannya. Bila digunakan sistem
dapar, dimana pemilihan dapar tidak menyebabkan presipitasi atau menurunkan
aktivitas zat aktif (WHO, 2003). Dapar digunakan dalam suatu larutan untuk mata
karena beberapa alasan antara lain: untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien,
untuk menjamin kestabilan obat, dan untuk mengawasi aktivitas terapetik bahan
obat (Ansel,
2008). Zat pendapar dapat digunakan dapar yang
cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonis dengan menggunakan natrium hidroksida
secukupnya (DepKes RI, 1979).
Air mata mempunyai kapasitas dapar tertentu.
Penggunaan obat mata akan merangsang pengeluaran air mata dan penetralan cepat
setiap kelebihan ion hidrogen atau ion hidroksil dalam kapasitas pendaparan air
mata. Jika hanya satu atau dua tetes larutan yang mengandung obat tersebut diteteskan pada mata, pendaparan oleh air mata biasanya cukup untuk menaiikan pH sehingga tidak terlalu merangsang mata. Dalam beberapa hal, pH dapar berkisar antara 3,5 dan 8,5 (DepKes RI, 1995). Bila pH sediaan terlalu asam dapat menyebabkan iritasi dan bila terlalu basa dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme.
Dalam jurnal formula sediaan
tetes mata menggunakan zat aktif levofloxacin dengan variasi konsentrasi
carbopol dan HPMC, pH sediaan yang ingin dicapai adalah berada pada rentang
6,0-6,4 dimana rentang ini diinginkan pada formulasi mata dengan in situ gelling agent (Sathali et al, 2011). Pada rentang pH tersebut zat aktif
(levofloxacin) dalam keadaan stabil dan kelarutannya meningkat. Kelarutan
levofloxacin konstan (200 mg/mL) pada rentang pH 2 sampai 5, sehingga
levofloxacin larut sempurna pada rentang ini. Pada pH lebih dari 5,5
kelarutannya meningkat cepat sekitar 300 mg/mL sampai mencapai maksimum pada pH
6,5. Sementara pada pH lebih dari 6,5 kelarutannya menurun dan mencapai nilai
minimum (sekitar 30 mg/mL) pada pH sekitar 7,5 (Koeppe et al, 2011).
Oleh karena itu pH sediaan tidak dibuat melebihi pH 6,5. Untuk mengatur dan
mempertahankan pH optimal tersebut ditambahkan agen pendapar. Salah satu tujuan
pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan
pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca (DepKes RI, 1995). Dalam
formulasi, yang berfungsi sebagai dapar adalah Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4).
Pemilihan dapar ini dapat memberikan suatu pH berkisar
antara 5,9-8,0 (Ansel, 2008). Oleh karena itu dapar ini dipilih karena mampu
menghasilkan pH yang diinginkan dalam sediaan tetes mata tersebut. Selain itu
larutan Na2HPO4 bersifat stabil, dapat disterilisasi
dengan autoklaf (Rowe et al, 2009)
dan inert dengan bahan lain yang digunakan. Selanjutnya dilakukan evaluasi pH dengan pH meter dan diperoleh hasil pengukuran pH sebagai berikut:
Tabel 1.
Hasil pengukuran pH
Dari tabel
tersebut dilihat pengaruh pH terhadap kapasitas gel yang dihasilkan. Kapasitas
gel yang paling tinggi dihasilkan dalam Formula 1, 3, dan 5 dengan pH 6,0-6,2.
Perbedaan hasil pembentukan kapasitas gel ini dipengaruhi oleh perbedaan
konsentrasi penambahan gelling agent yaitu carbopol dan jenis HPMC. Perbedaan
penambahan gelling agent in situ tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Formulasi Sediaan Tetes Mata
Sistem Gel yang Dibuat
Bahan (%b/v)
|
F1
|
F2
|
F3
|
F4
|
F5
|
F6
|
Carbopol 940
|
0,5
|
0,25
|
0,5
|
0,25
|
0,5
|
0,25
|
HPMC-K4M
|
0,6
|
0,6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
HPMC-E50LV
|
-
|
-
|
1,5
|
1,5
|
-
|
-
|
HPMC-E15LV
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,5
|
1,5
|
Pembentukkan
kapasitas gel yang baik/ tinggi terlihat pada rentang pH 6,0-6,2 bila digunakan
penambahan carbopol 940 dengan konsentrasi 0,5 % b/v. Terbentuknya gel
disebabkan oleh adanya gelling agent kombinasi antara carbopol dan HPMC dan
dipengaruhi oleh pH sediaan yang berbeda dengan pH cairan mata. Carbopol adalah
polimer poliacrilic acid (PAA) yang dalam larutan aqueous dapat berubah menjadi gel apabila terjadi peningkatan pH
atau pKa sekitar 5,5 (Gupta and Vyas, 2010). Sediaan tetes mata
levofloxacin dalam formulasi ini mempunyai rentang 6,0-6,2, setelah
diaplikasikan pada mata pH tersebut akan dinaikkan oleh cairan mata dimana
cairan mata mempunyai pH yang lebih tinggi yaitu 7,4 sehingga sediaan yang
telah diteteskan akan berubah dari cairan menjadi gel. Kemampuan menaikkan pH
ini terjadi karena air mata mempunyai kapasitas dapar tertentu dan cenderung
membuat benda asing yang masuk dinetralkan atau dibuat sesuai dengan kondisi
fisiologisnya dengan tujuan tidak terlalu merangsang mata. Bentuk ini akan
berada lama dalam konjungtiva dan memberikan pelepasan yang lepas lambat serta
dapat meningkatkan bioavailabilitas zat aktif.
Selain dilihat
dari kapasitas terbentuknya gel, hasil evaluasi sediaan juga melihat
penampilan, clarity (kejelasan) dan persentase kandungan obat. Dari pengujian yang diperoleh pada
jurnal bahwa sediaan pada formula 1 yang menunjukkan pH sediaan 6,0 mempunyai
hasil yang baik, dimana selain kapasitas pembentukkan gelnya yang baik,
penapilan sediaan yang berwarna kuning terang juga sesuai dengan pemerian dari
zat aktif. Levofloxacin berwarna kuning sampai kuning terang
(Moffat et al, 2005). Disamping itu clarity sediaannya clear dan persentase kandungan obatnya mendekati 100% yaitu 99,72%,
dimana hasil ini lebih besar dibandingkan Formula 3 dan 5 yang menggunakan
penambahan konsentrasi carbopol dan kapasitas terbentuknya gel sama, yang
membedakan adalah pH sediaan yang diperoleh.
Untuk mengetahui pH yang optimal digunakan dalam formulasi sediaan
dari 3 formulasi yang kapasitas terbentuk gelnya baik maka dihitung % ionisasi
zat aktif levofloxacin (pKa 5,5) pada pH tersebut yaitu pH 6,0-6,2, dimana
hasil perhitungan sebagai berikut :
pH 6,0
% ionisasi =
x 100%
=
x 100%
=
75,98 %
pH 6,1
% ionisasi =
x 100%
=
x 100%
=
79,92 %
pH 6,2
% ionisasi =
x 100%
=
x 100%
=
83,37 %
Hasil %
ionisasi tertinggi pada pH 6,2 sehingga pH tersebut dikatakan optimal untuk
formulasi sediaan dengan in situ gelling agent.
2.
Pengaruh
Konsentrasi Zat Penambah Viskositas terhadap
Pelepasan Obat dan Penampilan Sediaan
Untuk membuat sediaan dengan sistem geling in situ, perlu ditambahkan
bahan penambah viskositas. Sistem In Situ Gelling dalam pembuatan tetes mata
melibatkan kombinasi polimer yang dapat menunjukan fase transisi
sol-to-gel (Kavitha and Rajas, 2011).
Dalam teknologi formulasi sediaan steril khususnya sediaan tetes mata telah
ditemukan sebuah pendekatan baru yaitu sistem In Situ Gelling pada
tetes mata. Sistem ini mencoba untuk menggabungkan
keunggulan dari dua bentuk sediaan yaitu larutan dan gel. Sediaan ini berbentuk larutan yang akan
mengalami gelasi segera ketika kontak dengan mata. In Situ Gelling pembentuk hidrogel merupakan larutan yang secara bertahap mengalami fase transisi di ocular (mata) untuk membentuk
gel viskoelastik. Sistem penghantaran obat tetes mata ini dibuat dari polimer
yang menunjukkan fase transisi reversibel (sol ke gel).
In Situ Gelling
dapat diformulasikan sebagai suatu bentuk sediaan cair yang cocok untuk meningkatkan waktu kontak pre-kornea dan meningkatkan
bioavailabilitas ocular dibandingkan dengan sediaan tetes mata konvensional serta dapat ditoleransi lebih baik oleh pasien daripada penggunaan
sisipan atau salep mata.
Keuntungan dalam In
Situ Gelling yaitu:
·
Umumnya lebih nyaman
daripada sisipan mata yang tidak larut atau larut. Tidak menimbulkan gangguan penglihatan dibandingkan dengan penggunaan salep.
·
Peningkatan
bioavailabilitas karena waktu kontak dengan okular lebih lama.
·
Penurunan drainase nasolacrimal
obat karena penyerapan sistemik dari
obat melalui saluran nasolakrimal berkurang.
(Preetha et al, 2010)
Menurut metode yang digunakan
untuk menimbulkan perubahan fase transisi dari sol ke gel pada permukaan
mata, dapat
digunakan jenis sistem gelasi antara lain:
·
pH Triggered In Situ Gelation
Bahan-bahan yang dapat
digunakan dalam sistem ini antara lain, Selulosa Asetat Ftalat (CAP) lateks,
Carbopol, Polymethacrilic Asam (PMMA), Polietilen glikol (PEG), dan
pseudolatexes. Polyacrilic acid (Carbopol 940) digunakan sebagai agen pembentuk gel dalam kombinasi dengan
Hidroksipropilmetilselulosa (Methocel E50LV) yang bertindak sebagai suatu agen
untuk meningkatkan viskositas. Formulasi dengan sistem pH Triggered In
Situ Gelation dapat meningkatakan efikasi terapi, stabil, non-iritan
dan memberikan pelepasan obat berkelanjutan selama
jangka waktu lebih lama daripada tetes mata konvensional. Contoh lain seperti selulosa asetat
ftalat contoh (CAP) merupakan polimer yang mengalami koagulasi ketika pH asli
larutan (4,5) ditingkatkan menjadi 7,4 oleh air mata.
·
Temperature Triggered In
Situ Gelation
Bahan-bahan yang dapat
digunakan dalam sistem ini antara lain, kitosan, pluronics, tetronics,
xyloglucans, selulosa atau hidroksipropilmetil hypromellose (HPMC). Sistem ini
dirancang untuk menggunakan Poloxamer sebagai vehicle untuk menghantarkan obat tetes mata
menggunakan pembentukan sistem in situ gel. Suhu
gelasi kopolimer dapat ditentukan dengan
mengukur suhu di mana imobilitas meniskus di setiap larutan harus diketahui
terlebih dahulu. Bioadhesive dan panas pembentuk gel dari kopolimer diharapkan menjadi pembawa obat yang baik untuk dapat menghantarkan obat secara
berkelanjutan ke permukaan mata. Contoh
lain yaitu poloxamer-407 (a polyoxyethylenepolyoxypropylene blok kopolimer,
Pluronic F- 127 ®) adalah polimer dengan viskositas larutan yang meningkat
ketika suhu mata ditingkatkan.
·
Ion‐Activated
Systems (Osmotically Induced Gelation)
Bahan-bahan yang dapat
digunakan dalam sistem ini antara lain gelrite, gellan, hyaluronic acid, dan
alginat. Alginat (Kelton) digunakan sebagai gelling agen dalam
kombinasi dengan HPMC (Methocel E50Lv) yang bertindak sebagai agen peningkat
viskositas. Gelrite gellan gum, merupakan vehicle tetes
mata yang dapat melebur dengan adanya kation mono atau divalen, cairan
lachrymal dapat digunakan sendiri dan dalam kombinasi dengan natrium alginat
sebagai gelling agent.
·
UV induced gelation
·
Solvent exchange induced gelation
(Rathore, 2010)
Menurut Preetha, et
al (2010), formulasi sediaan tetes mata natrium diklofenak sistem gelling in situ dibuat dengan kombinasi beberapa
polimer seperti: hydroxyl propyl methyl
cellulose (HPMC), hydroxyl propyl
cellulose (HPC), hydroxyl ethyl
cellulose (HEC), dan carbopol. Mohanambal (2011) dalam jurnalnya juga
menggunakan kombinasi carbopol, HPMC-K4M, HPMC-E50MV, HPMC-E15LV dalam
formulasi sistem geling in situ sediaan tetes mata levofloxacin.
·
Carbopol
(Carbomer/ Acrypol/ Acrylic acid polymer)
940
Mengandung tidak kurang dari 56,0 % dan tidak lebih
dari 68,0 % Acrylic acid (-COOH)
(USP, 2007). Carbopol digunakan sebagai material bioadesif; agen controlled release; agen pengemulsi,
rheologi modifier, agen pensuspensi. (Rowe et
al, 2009). Sebagai gelling agen, carbopol
digunakan dalam rentang 0,5-2,0 % (Rowe et al, 2009).
Carbopol digunakan dalam formulasi sediaan larutan sebagai rheologi
modifier. Secara terapetis, formulasi carbopol ternyata terbukti memiliki
efikasi dalam menyembuhkan gejala dari sindrom mata kering dari sedang hingga
parah (Rowe et al, 2009).
·
Hydroxyl propyl methyl cellulose (HPMC)/ Hypromellose
HPMC digunakan
sebagai material bioadesif, agen pendispersi, agen substained release, agen peningkat viskositas. Hypromellose pada konsentrasi antara 0,45-1,0% dapat
ditambahkan sebagai thickening agent
dalam sisitem penghantaran sediaan tetes mata dan sediaan cairan/air mata
buatan (Rowe et al, 2009).
HPMC terbagi atas
beberapa tipe dan masing-masing tipe tersebut memiliki viskositas yang berbeda.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3. Perbedaan Viskositas
Tipe-tipe HPMC
(Rowe
et al, 2009).
Pengaruh
konsentrasi carbopol dan HPMC dalam formulasi sediaan tetes mata levofloxacin dengan
sistem gel in situ dapat dilihat dari hasil pengujiaan sediaan. Adapun
formulasi yang digunakan dalam pengujian dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel
4. Formulasi Sediaan Tetes Mata Sistem Gel yang Dibuat
Untuk melihat pengaruh perbedaan
konsentrasi carbopol dan HPMC, dilakukan dengan cara menguji keenam formula
diatas pada beberapa parameter, antara lain:
kapasitas gel, pelepasan obat, rheologi, dan aktivitas antimikroba.
Berdasarkan uji yang dilakukan, kapasitas gel yang lebih baik ditunjukan oleh
formula F1, F3, dan F5 karena memiliki kemampuan gelasi segera dan dapat
digunakan untuk extended period.
Kapasitas gel yang lebih baik ditunjukan oleh formulasi yang mengandung
carbopol sesuai dengan rentang penggunaannya sebagai gelling agent menurut Rowe et
al (2009), yaitu 0,5-2,0%. Sebaliknya pada formula F2,F4, dan F6 yang
menggunakan carbopol dengan konsentrasi berada dibawah rentang yang
dipersyaratkan, sehingga sediaan yang dihasilkan memiliki kapasitas gel yang
lebih rendah.
Profil pelepasan obat menunjukan
bahwa F3 memberikan efek sustained
release yang lebih baik diantara semua formulasi termasuk formula F1, F5,
maupun sediaan tetes mata yang telah dipasarkan. Profil pelepasan obat yang
berbeda dari masing-masing formulasi tidak terlepas dari pengaruh perbedaan
viskositas sediaan akibat penggunaan komposisi dan jenis zat penambah
viskositas yang berbeda. Profil pelepasan F3 setelah dibandingkan dengan produk
tetes mata pasaran berturut-turut menunjukan nilai 12,49% dan 24,04 % setelah
15 menit pemberian awal dan pelepasan mencapai 32,86% dan 99,05% berturut-turut
setelah dua jam pemberian, atau sistem gel in situ ini diperkirakan dapat
menghasilkan produk sustained release dengan
waktu pelepasan obat hingga 8 jam.
Hasil diatas menunjukan bahwa
terjadi perlambatan proses pelepasan obat secara signifikan dengan penggunaan
sistem geling in situ dengan penambahan polimer carbopol 940 sebanyak 0,5% dan
HPMC E50LV sebanyak 1,5%. Meskipun formula F3 menggunakan carbopol dengan
konsentrasi yang sama dengan formula F1 dan F5, akan tetapi campuran
dengan HPMC E50LV ternyata mampu
menyebabkan profil pelepasan substained release yang lebih baik dibandingkan penggunaan HPMC-K4M dan HPMC-E15LV. Rowe et al (2009) menyatakan bahwa penggunaan
2%b/v HPMC E50LV membentuk sediaan dengan viskositas 50 mpa, sedangkan HPMC-K4M
dan HPMC-E15LV berturut-turut membentuk sediaan dengan viskositas 4000
dan 15 mpa; Atau berdasarkan perhitungan matematis, penggunaan HPMC E50LV
sebanyak 1,5% dalam formula F3 menunjukan nilai viskositas sebesar 37,5 mpa,
sedangkan penggunaan HPMC-K4M 0,6% dan HPMC-E15LV
1,5% pada formula F1 dan F5 menunjukan nilai viskositas berturut-turut 1200 dan
11,5 mpa. Menurut Mohanambal et al
(2011), formulasi sistem geling insitu sebelum terbentuk gel harusnya
memberikan viskositas sebesar 5-1000 mpa dan setelah terbentuk sistim
sol-to-gel di mata, viskositas menjadi kira-kira 50-50.000 mpa.Oleh karena itu
Formula F3 memberikan profil pelepasan sustained release yang lebih baik
dibandingkan formula F1 dan F5 karena sesuai rentang viskositas sediaan pre-use yang dipersyaratkan.
Uji rheologi sediaan dilakukan dengan
menggunakan viscometer Brookfield (LVDV Pro II) menggunakan spindel S18.
Viskositas dari seluruh formulasi berada pada rentang 3-107 cps dengan tipe
aliran pseudopastik. Sebagian besar sediaan farmasi, termasuk gom alam dan
sintetik lainnya misalnya disperse cair dari tragakan, natrium alginate, metal
selulosa dan karboksimetil selulosa, menunjukan aliran pseudoplastis (Martin,
2009).
Dari keseluruhan hasil uji diatas,
diketahui bahwa viskositas memegang peranan penting dalam mengontrol pelepasan
obat dari sediaannya. Dimana ketika konsentrasi polimer yang digunakan
meningkat, pelepasan obat menurun dan sebaliknya, ketika konsentrasi polimer
diturunkan maka pelepasan obat justru menjadi meningkat.
BAB III
KESIMPULAN
1.
PH yang cocok untuk sistem gel in situ
yang cocok adalah 6,0 – 6,4. Namun pH yang paling optimal yaitu pada pH 6,2
2.
Viskositas memegang peranan penting
dalam mengontrol pelepasan obat dari sediaannya. Dimana ketika konsentrasi
polimer yang digunakan meningkat, pelepasan obat menurun dan sebaliknya, ketika
konsentrasi polimer diturunkan maka pelepasan obat justru menjadi meningkat.
3.
Formula F3 memberikan profil
pelepasan sustained release yang paling baik, dimana formula ini terdiri dari
Carbopol 940 : HPMC-E50LV (0,5:1,5 %w/v)
http://jualpembesarpenis.com
ReplyDeletejual pembesar penis
obat pembesar penis
vimax
vimax asli canada
vimax pembesar penis pria
vimax pembesar alat vital pria
cara kerja vimax
vimax original canada
ciri vimax palsu
pembesar penis cepat
efek samping Pembesar penis
efek samping vimax canada herbal
harga vimax canada original
pembesar penis alami
obat pembesar penis murah
vimax canada herbal
agen resmi vimax canada
pembesar alat vital herbal
pembesar alat vital alami
cara memperbesar penis
obat pembesar
obat pemanjang penis
cara penis gede
cara penis besar panjang
jual obat pembesar penis
VIMAX PILLS CANADA ASLI
ReplyDeleteTEMPAT JUAL VIMAX
PEMBESAR ALAT VITAL PRIA PERMANEN
OBAT PEMBESAR ALAT VITAL ALAMI
KAPSUL VIMAX PILLS CANADA
HARGA VIMAX PILLS ASLI
DISTRIBUTOR VIMAX PILLS ASLI
CIRI CIRI VIMAX PILLS ASLI
CARA TERBAIK MEMPERBESAR PENIS
VIMAX KAPSUL CANADA
HARGA VIMAX ORIGINAL CANADA
OBAT VIMAX ORIGINAL CANADA
VIMAX HERBAL CANADA
OBAT KANTUNG MATA
CARA MENGATASI MATA PANDA
OBAT KANTUNG MATA HITAM
OBAT PENGHILANG MATA PANDA
PENYEBAB KANTUNG MATA
TIPS MENGHILANGKAN KANTUNG MATA
obat gemuk badan
alat pembesar penis
pemutih wajah alami
obat kuat seks
ReplyDeleteMinyak pembesar penis
Obat pembesar penis
alat pembesar penis
obat tahan lama
alat seks wanita
alat seks pria
kondom unik
obat ambeien
celana hernia
pelangsing badan
peninggi badan
minyaklintah asli
minyaklintah papua asli
minyak lintah papua
oil lintah papua
minyaklintah papua
OBAT VIMAX ORIGINAL CANADA
ReplyDeleteVIMAX HERBAL CANADA
OBAT KANTUNG MATA
CARA MENGATASI MATA PANDA
OBAT KANTUNG MATA HITAM
OBAT PENGHILANG MATA PANDA
PENYEBAB KANTUNG MATA
TIPS MENGHILANGKAN KANTUNG MATA
obat gemuk badan
alat pembesar penis
pemutih wajah alami
Alat Bantu Pria
Alat Bantu Wanita
Kosmetik Herbal
Obat Kuat Herbal
Obat Pelangsing Badan
Obat Pembesar Payudara
Obat Pembesar Penis
Obat Peninggi Badan
Obat Penyubur Sperma
Perangsang wanita
OBAT VIMAX ORIGINAL CANADA
ReplyDeleteVIMAX HERBAL CANADA
OBAT KANTUNG MATA
CARA MENGATASI MATA PANDA
OBAT KANTUNG MATA HITAM
OBAT PENGHILANG MATA PANDA
PENYEBAB KANTUNG MATA
TIPS MENGHILANGKAN KANTUNG MATA
obat gemuk badan
alat pembesar penis
pemutih wajah alami
Alat Bantu Pria
Alat Bantu Wanita
Kosmetik Herbal
Obat Kuat Herbal
Obat Pelangsing Badan
Obat Pembesar Payudara
Obat Pembesar Penis
Obat Peninggi Badan
Obat Penyubur Sperma
Perangsang wanita
Obat Pembesar Penis
ReplyDeletePembesar Penis
Pembesar Penis alami
Pembesar Penis Permanen
Pembesar Penis herbal
obat penyubur sperma
ReplyDeleteVAGINA SENTER
jual alat sex
alat bantu sex
alat sex pria
alat bantu sex pria
VAGINA FULL BODY
alat sex wanita
alat sex
alat bantu sex wanita
alat bantu sex
obat pembesar penis
OBAT PEMBESAR PENIS alami
OBAT PEMBESAR PENIS aman
ALAT PEMBESAR PENIS VAKUM BIG LONG
obat perangsang wanita potenzol caoir
obat pembesar pantat
obat pembesar payudara
alat pembesar payudara
obat pelangsing badan
obat pemutih wajah dan badan
obat pemutih wajah
obat peninggi badan
obat pemerah bibir
obat pemutih badan
obat penggemuk badan
obat perontok bulu
Did you realize there is a 12 word sentence you can say to your crush... that will induce intense feelings of love and impulsive attraction for you deep within his heart?
ReplyDeleteBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, admire and guard you with all his heart...
====> 12 Words Who Fuel A Man's Love Response
This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will make him try better than before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter-of-fact, triggering this mighty instinct is so mandatory to having the best ever relationship with your man that the instance you send your man a "Secret Signal"...
...You will instantly find him expose his heart and mind to you in such a way he never experienced before and he will perceive you as the only woman in the world who has ever truly tempted him.