PERAN FLORA TETAP
Sifat Komensial
Pertumbuhan tergantung faktor : suhu, kelembaban, nutrisi serta zat2 penghambat.
Peran : untuk mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
Eg : - pencernaan : mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan.
- Selaput lendir (mukosa) dan kulit : dapat mencegah kolonisasi
bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.
Mekanisme :
- Kompetisi pada reseptor
- Kompetisi zat makanan
- Penghambatan produk metabolik/racun
- Penghambatan zat antibiotik/bakteriosin
Flora normal patogen ??
Non inuasive : penghalang/hambatan dihilangkan (dr lingkungan) = inuasive
Eg : Streptococcus viridans : sal nafas atas = tonsilektomi = endokarditis infektif
= Dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah yang banyak dan jika terdapat faktor – faktor predisposisi.
FLORA NORMAL PADA KULIT
Stap. epidermis, S. aureus, Corynebacterium dan Propionibacterium.
Faktor – faktor yang menghilangkan :
pH rendah dan asam lemak pada sekresi dan lizozin sabun anti bakteria = akan muncul kembali.
Bakteri anaerob dan aerob bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik (gangren, fasciitis nekrotik)
FLORA NORMAL PADA MULUT & SAL. PERN BAGIAN ATAS
Hidung : Corinebakteria, Staphilococcus epidermis, S. aureus
Bayi = steril ?? . Strep. viridans = nafas ibu
Gigi = spirochaeta anaerob, fuso bakterium, Rothia, Capnocytophaga
Actinomycetes = pada jaringan tonsil, Candida pada mulut.
Pharink dan Trakea = flora normal sama
Bateri sedikit = pada bronki normal
Bronki terminal dan alveoli = steril
Sal bagian atas : Streptokoki non haemolitikus dan alfa hemolitikus dan Neiserria, Pneumococcus, Mycoplasma dan Provotella.
Infeksi pada mulut dan sal atas : bakteri anaerob, Provotella melaninogehica, Fusobacterium dan Peptostreptococci.
PERAN FLORA NORMAL PADA KARIES GIGI
Karies merupakan suatu kerusakan gigi yang dimulaidari permukaan dan berkembang ke arah dalam. Pertama, permukaan email gigi yang seluruhnya non seluler mengalami demineralisasi. Ini merupakan produk fermentasi bakteri yang bersifat asam, kemudian terjadi dekomposisi dentin dan semen yang melibatkan digesti matriks protein oleh bakteri.
Eg : Veillonella (mf mulut) dapat membentuk kompleks bersama glukosil transferasi dari strep. Salivarius dalam saliva dan kemudian mensintesis polimer karbohidrat yang tidak larut dalam air untuk melekat pada permukaan gigi.
FLORA NORMAL PADA SAL. PENCERNAAN
Anak menyusui, usus t.d. streptokoki asam laktat dan laktobacilli dalam jumlah besar. Organisme aerob dan anaerob, G+, nomotil (spt bifidobacterium) mengahsilkan asam dari karbohidrat dan tahan pada pH 5.0 .
Anak minum susu botol : lebih banyak campuran flora yang tinggal pada usus dan sedikit laktobacilli.
Dewasa=m. Flora berubah
Lambung = keasaman lambung menjaga ∑ m.o min : 10-3 – 10-5 /g isi lambung
pH asam = basa, flora menetap meningkat
- duodenum : 108 – 1010 /g isi usus
- jejenum dan ileum : 105 – 108 /g
- caecum dam kolon transversum : 105 – 108 /g
- usus halus bag. atas : dominan laktobacilli dan enterokoki
- usus halus bag. bawah dan caecum : flora tinja
- kolon sigmoid dan rektum : 1011 bakt/g isi kolon merupakan 10-30 % massa tinja
pada diare, kandungan bakteri usus berkurang sementara pada statis usus ∑ bakt. Atas
kolon dewasa normal 96-99 % flora bakteri menetap td bakteri anaerob : bakteroides ( B. fragilis, Fusobakterium, Laktobacilli anaerob (Bifidobakterium), Clostirida ( C. perfringens 103 – 105 /g), Coccus G+ anaerob ( Peptostreptococcus).
1-4 % bakteri aerob fakultatif ( bakt koliform enterococci & sejumlah kecil Proteus, Pseudomonas, Laktobasil dan Candida ). > 100 tipe m.o terdapat dalam tinja normal.
Bakteri usus berperan :
- sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu dan asam-asam empedu, penyerapan zat-zat makanan dan hasil-hasil pemecahannya dan hasil pemecahan lainnya yang diabsorbsi.
- Laktobacillus acidophilus yang dimakan dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan bakteri meneetap untuk sementara dalam usus dan menekan mikraflora lainnya.
- Flora anaerob dalam kolon a.l. B fragilis, Clostridia dan Peptostreptococcus berperan dalam pembentukan abses sebelum terjadi perforasi usus.
- Provotella bivia dan P disiens penting dalam pembentukan abses pelvis yang berasal dari genital perempuan.
FLORA NORMAL PADA URETRA
Uretra anterior pria dan wanita mengandung sedikit m.o yang berjenis sama seperti yang terdapat pada kulit dan perineum m.o tersebut biasanya terdapat pada air kemih normal dalam jumlah 102 – 104 /ml/
FLORA NORMAL PADA VAGINA
Segera setelah lahir, laktobasil aerob muncul dalam vagina dan menetap selama pH asam. Jika pH menjadi netral ( pubertas) terdapat flora campuran kokus dan basil.
Pubertas = laktobasil aerob dan anaerob ada dalam jumlah besar untuk mempertahankan keasaman pH melalui pembentukan asam dari karbohidrat khususnya glikogen. Hal tersebut sangat penting untuk melawan patogen dalam vagina.
Pemberian antibiotika pada laktobasil = jumlah ragi dan bakteri lain bertambah = iritasi dan peradangan
Menopouse : laktobasil
F. normal pada vagina, strep. Hemillius group B
St anaerob (Peptostreptococcus), Bacteroides, Clostridia, Gardnerela vaginalis, Ureaplasma urealyticum dan Listeria atau Mobiluncus
Streptococcus gol B = m.o vagina yang ada pada saat persalinan dapat menimbulkan infeksi pada bayi yang baru lahir.
FLORA NORMAL PADA MATA (KONJUNGTIVA)
M.o konjungtiva terutama adalah difteroid (Corynebakterium xerasis), S.epidermidis dan Strepnonhemolitik. Neiserria dan basil G- yang menyerupai hemophilus.
Flora konj dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata yang mengandung lisozim.
BASIL GRAM + PEMBENTUK SPORA
SPECIES: BACILLUS & CLOSTRIDIUM
SPECIES BACILLUS
Batang besar, aerob yang membentuk rantai : tanah, air, udara, dan tumbuh-tumbuhan.
Bacillus antracis
Melalui penyakit pada herbivore, kambing, domba, lembu dan kuda.
Infeksi melalui oral (hw), kulit (antrak kulit), inhalasi(antrak inhalasi), oral (gastrointestinal)
Spora tumbuh pada jaringan tempat masuk=menyebar melaluli sal. getah bening ke dalam darah dan jaringan sebelum dan sesudah hewan mati.
- Membentuk kapsul (virulem) , poly-D.glutemic (anti fagositik) gen pengkode ada diplasmid.
- Toksin antrak tersusun atas 3 protein: protektive antigen (PA), edema faktor (EF) dan Lethal factor (LF)
- Pada darah dapat ,mencapai 107 /ml sebelum kematian
- Pengobatan : penicillin (a.kulit), penisilin + gentamisin/strptomycin= (a. pernapasan)
- Vaksinasi
Vaksin = antigen protektif yang dipresipitasi dengan Al hidroksida yang diambil dari filtrat biakan yang steril dengan galur avirulen yang tidak berkapsul.
Rusia = spora hidup yang dilemahkan
Bacillus cereus
Keracunan makanan :
- jenis muntah (berkaitan dengan nasi tercemar)
- jenis diare (berkaitan dengan daging dan saus)
Enterotoksin=dapat sembuh sendiri kurang lebih 24 jam
Berada di tanah = kontaminasi pada nasi
Spora bertunas dan sel vegetatif menghasilkan toksin selama fase log pertumbuhan/sporulasi toksin dapat dihasilkan dalam makanan atau dalam usus.
Kadar 105 sel/gr makanan dapat menyebabkan sakit.
SPECIES CLOSTRIDIUM
Klostridia adalah batang aerobik, G+ , flagel merusak protein dan membentuk toksin.
Tempat hidup tanah dan usus manusia dan hewan
Jenis patogen dapat menyebabkan penyakit: botulism, tetanus, gangren gas dan kolitis pseudomembranosa.
Clostridium botulinum
C. botulinum: botulisme=tanah dan feses hewan.
Dibedakan melalui type antigenik toksin yang dihasilkan. Spora tahan pada suhu 1000C 3-5’.
Daya tahan terhadap panas: berkurangnya pada pH asam atau konsentrasi garam tinggi.
Toksin: Selama pertumbuhan + otolisis= toksin dikeluarka kedalam lingkaran. Ada 7 variasi antigenik toksin (A-G).
Tipe A, B, C, D, E dan F=penyakit-penyakit pada manusia.
A, B=berhubungan dengan makanan; E=hasil ikan
Tipe C=leher lemas pada unggas
Tipe D=botulisme pada mns.
Toksin adalah protein dengan BM: 150000 + a: protein dengan BM: 100000 dan 50000 dan dihubungkan oleh ikatan disulfida.
Toksin diserap usus dan merupakan toksin yang paling toksik dengan dosis lethal 1-2 mg, dapat diberikan pada suhu 1000C 20 menit.
Clostridium tetani
Penyebabpenyakit tetanus terdapat pada tanah dan tinja kuda dan hewan lain.
Beberapa type C tetani dibedakan dengan antigen flagel spesifik. Antigen O somatik menghasilkan neurotoksin dari type antigenik sama ( tetanospasmin ).
Toksin
Sel vegetatif menghasilkan tetanospasmin ( BM 150 000 ) tersusun oleh protease bakterial dalam 2 peptida ( BM 50 000 dan 100 000 ) dihubungkan oleh ikatan disulfida. Toksin berikatan dengan reseptor di membran presinap pada motor neuron kemudian bergerak ke hulu melalui sistem transpor aksonal retrograd menuju sel bodies neuron tersebut hingga medulla spinalis dan batang otak.
Akibatnya hyper refleksia, spasme otot dan paralisis spastik terjadi. Toksin dalam jumlah yang kecil dapat mematikan manusia.
Pengendalian
Imunisasi 3 x dengan dosis ulangan 1 tahun kemudian
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan tidak memuaskan , maka pencegahan sangat penting tergantung
1. Imunisasi aktif dengan toksoid
2. Perawatan luka
3. Pemakaian antitoksin
4. Pengobatan penisilin
STAFILOKOKUS
Staphilococcus G+, bulat dalam kluster anggur, pigmen putih dan kuning gelap.
Beberapa merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia. Yang patogen dapat menghematolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan toksin yang stabil pada panas dan mudah resisten pada antibiotik.
Terdapat > 30 species yang berkaitan dengan medis ;
S aureus, S epidermis, S saprophyticus.
S aureus bersifat koagulase + yang membedakan dengan sp lain
S saprophyticus menyebabkan infeksi pada saluran urin pada wanita
Gb struktur dinding sel Staphilococcus
Toksin dan Enzim
Mampu menyebabkan penyakit karena mampu melakukan pembelahan dan menyebar luas kedalam jaringan dan memproduksi toksin dan enzim.
Beberapa toksin dibawah kontrol genetik plasmid.
A. Katalase
Katalase yang mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2
B. Koagulase
S aureus menghasilkan koagulase yaitu suatu protein menyerupai enzim yang mampu menggumpalkan plasma pada serum dan dapat mengubah ingesti oleh sel fagositik
C Enzim lain
Hyaluronidase, lipase dan Beta laktamase
D. Eksotoksin
Toksin yang bersifat letal edan dapat menyebabkan nekrosis pada kulit = Alfatoksin yang bersifat hemolisin adalah protein heterogen yang dapat melisiskan eritrosit, aksi yang sangat kuat pada otot polos vaskular.
Beta toksin menurunkan kadar sfingomyelin dan toksik terhadap beberapa jenis sel termasuk sel darah merah manusia.
E. Lekosidin
Toksin S aureus dapat membunuh sel darah putih pada berbagai binatang , bagaimana dengan manusia ?
F. Toksin Eksfoliatif
Toksin S aureus termasuk sedikitnya 2 protein yang menghasilkan deskuaminasi generalisata pada Staphilococcal Scalded Skin Syndrome
G. Enterotoksin
Ada sedikitnya 6 ( A – F ) toksin larut yang dihasilkan oleh hampir 50% galur S aureus. Toksin ini tahan terhadap panas ( 30% pada air mendidih ) dan resisten pada aksi enzim usus. Penyebab penting pada keracunan makanan.
Enterotoksin dihasilkan ketika tumbuh pada makanan yang mengandung karbohidrat dan protein. Gen enterotoksin berada dalam kromosom, tetapi plasmid dapat membawa protein yang mengatur produksi toksin
0 comments:
Post a Comment