21 September 2011

USADA RUKMINI TATWA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Usada Bali
Kata usada berasal dari kata ausadhi yang berarti tumbuh-tumbuhan yang mengandung khasiat obat-obatan (Nala, 1993; Prastika, tt). Kata usada ini tidaklah asing bagi masyarakat di Bali, karena kata usada sering dipergunakan dalam percakapan sehari-hari dalam kaitan dengan mengobati orang sakit.
Pengobatan tradisional Bali yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu. Sumber ajaran ilmu pengobatan tradisional Bali adalah lontar. Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien, memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi), memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan tentang masalah pencegahan (preventif), dan pengobatan (kuratif).
Di sejumlah daerah di Bali diperkirakan cukup banyak tersebar naskah lontar usada. Menurut Nala (1993), diperkirakan terdapat kurang lebih 50.000 lontar usada yang tersebar di seluruh desa di pulau Bali. Beberapa macam naskah usada tersebut diantaranya Usada Buduh, Usada Dalem, Usada Edan, Usada Mala, Usada Rare, Usada Sasah Bebai, Usada Tiwang, Usada Tiwas Punggung, Usada Tetengger Beling, Usada Tumbal, Usada Upas, Usada Taru Premana, dan Usada Rukmini Tatwa.

1.2 Usada Rukmini Tatwa

Tradisi jamu sudah lama dikenal oleh masyarakat Bali. Nenek moyang kita misalnya telah memanfaatkan tetumbuhan dengan meramunya menjadi jamu, termasuk jamu untuk kepentingan kecantikan. Salah satu buktinya adalah ditemukannya kitab lontar Rukmini Tatwa yang terdiri dari 24 atau 25 lembar daun tal. Naskah kuno ini membahas masalah obat-obatan dan yang berkaitan dengan keserasian hidup suami istri. Dalam lontar Rukmini Tatwa terdapat wejangan Dewi Saci kepada Dewi Rukmini mengenai bermacam-macam obat-obatan tradisional yang berkaitan dengan masalah sanggama (coitus), penggunaan “lalepan” (boreh, pupur), jamu untuk mempercantik tubuh dan bagian muka, bedak untuk kelamin perempuan, obat penyakit keputihan, obat penyakit kelamin laki-laki, obat menghidupkan “kama” (Kama yaitu nama dewa asmara yang berarti cinta, air mani, nafsu), memperkuat kelamin laki-laki, “panglanang” (menjadikan laki-laki lebih jantan), jamu untuk mereka yang tidak mampu punya anak, jamu pengasihan perempuan, obat-obatan agar seorang perempuan bergairah kembali seperti gadis, obat kehabisan kama (kama asat), singha sanggama (sanggama macan kerah), memperbanyak kama (Pamraddi kama) dll.  Untuk menambah kemanjuran dan keampuhan obat-obatan tadi masyarakat zaman dulu lalu menambahkan pengucapan mantra-mantra tertentu saat ramuan jamu tersebut digunakan (Tilaar, 1999).
Berikut ini merupakan contoh-contoh ramuan dalam lontar Rukmini Tatwa (Tilaar, 1999).
1.      Madu, pangkal buaya (pangkal buwaya) sama takarannya dipipis sampai halus, dikumpulkan, dan dituang, dipipis lagi sampai lumat, kemudian dioleskan pada yoni dan tidak melakukan sanggama pada waktu itu. Maka apabila seorang perempuan telah menjadi tua, setengah baya, akan kembali menjadi gadis lagi (yan hatuha kang stri, tngah tuwuh, maluy kanya).
2.      Hatal, galuga (sejenis rempah-rempah, tumbuh-tumbuhan: troussonetia), teratai merah (padma), babakan kepundung putih, pipis semuanya dan dioleskan pada yoni. Maka pada waktu bersetubuh suaminya akan dikuasai bagaikan seorang hamba (sdengnyan macumbana, kakawasang swaminya kadi dasa denya).
3.      Minyak yang menyebabkan kembali menjadi gadis atau Sadana minyak, phala maluy rara denya. Ramuannya :
a.       Batang teratai merah (witning padma), susu kambing (pehan kambing), setelah dipipis lalu dimasak sampai kental dengan kelopak jantung pisang selama lima hari (pipis hindel hantuk kalupakan pusuh byuh, limang welawasnya) dan dioleskan pada yoni. Akhirnya akan menjadi gadis kembali.
b.      Minyak (lemak) tikus (muluk bikul), minyak kelapa (lengis), minyak wijen (lenga) sama takarannya dioleskan pada yoni maka akan kembali menjadi gadis dan merasa bahagia (subhaga maluy rara denya). Khasiat campuran minyak tersebut menurut lontar Indrani-sastra adalah : liang sanggama akan menjadi bersih, nyaman dan rapat, serta tidak terasa sakit. (dwaraning yoni maho denya, lawan tan wyadi)
c.       Inggu, mrica (mica), teratai merah (padma), babakan kepundung putih, kayu manis, bunga sidawayah (sepet-sepet, pohon delima dengan buah kecil-kecil), jahe, buah pala, kamaloko (kamalaka: nama pohon Phyllanthus emblica L.), klapu, ara beras (aha bahas?), kpi tandalima(?), pisang bunga (bitu bunga), pangkal buaya, semua itu dicampur dengan minyak (kinla ring lenga), dadah hantu (?), kelopak jantung pisang (klupakan pusuh byu) dimasukkan ke dalam liang yoni, maka seorang perempuan akan kembali menjadi gadis dengan obat tersebut, meskipun umurnya telah mencapai seratus tahun (maluya kanya wang wala denya, yadyan satus tahun yusanya).
d.      Cara lain supaya menjadi gadis kembali (nyan muwah kanya hetu) yaitu menggunakan lemak (minyak) kura-kura (muluk badawang) san minyak wijen (minyak lenga) dioleskan pada yoni maka kekurangan pada yoni akan hilang (panglaning yoni) dan seseorang akan merasa sebagai gadis kembali (kanya muwah). Untuk para perempuan manfaat campuran minyak itu adalah : meskipun liang yongi (liang sanggama) menjadi lebar, akan kembali menjadi seperti gadis lagi (yadyana lwa ikanang yoni wiwara, maluya kanya muwah) dan suami akan terkuasai olehnya serta merasa senang (lawan ta kakawasang suami denika).
4.      Mempercantik tubuh dan roman mukan dengan pupur (Pamahayu hawak mwang muka, pupur).
Ramuannya :
a.       Cabe rawit (tabyabun), padang lepas (?), dipipis kemudian ditambahkan degan air kencing lembu (mayeh panyuh lembu). Apabila dipakai pupur muka, maka tidak sampai dua kali, hilang segala penyakit muka (hangge pupur muka, tan ping rwa pinupuraken, hilang wyadining muka denya).
b.      Sesawi kuning, babakan kapundung putih, galuga (sejenis rempah-rempah/troussonetia) semuanya dipipis halus untuk pupur muka.
c.       Sasari kuning, bunga kepuh putih, babakan cemapra, dipipis sampai halus dan dicampur susu lembu (pehan lembu) kemudian didinginkan (diangin-anginkan) dan ditambah susu lagi. Untuk pupur muka selama tujuh hari maka roman muka akan bersinar-sinar bagaikan bulan purnama (ping sapta diwasanya pinupuraken, kadi wulan purnama muka denya)

5.      Cara membuat bedak kuning, rahasia (tingkahing akarya gopita).
Ramuannya :
                        Pangkal buaya, kapundung putih, padma, jambu biji (nyambu sotong), karuk (nama tumbuh-tumbuhan), kamaloko (pohon Phyllanthus emblica L.), klapu, ara (pohon aha di Bali), minyak beras (lenga baas), delima dengan kembang dan kulitnya (delima tekeng kembangnya sama kulitnya), serabut kelapa hijau (tapuk klapa ijo), buah melet (bwah melet?), sama takarannya berat 1 keteng (wrat 1 keteng) satu keteng yaitu seberat uang kepeng di Bali yang biasanya disebut pis bolong atau uang bolong karena berlobang di tengahnya. Uang kepeng ini umumnya diimpor dari Cina. Jemur terlebih dahulu sampai asat. Kemudian ditambah mrica, jahe pahit, palaraja, maswi(?), cabe sama takarannya seberat 2 keteng, bunga sidawayah (semacam delima dengan buah kecil-kecil), bunga pisang bunga (bungan biu bunga), sarinya kembang kanigara (kanikara: bunga matahari, Nymphaea stellata Wild), serbuk pudak cindaga (srebuk pudak cindaga) sama takarannya 3 kepeng terutama sekali ditambah rahingsana (?) seberat 66 kepeng. Semuanya dijemur sampai asat (sami jemuh den asat). Pipis sampai halus, kemudian dicampur kapur barus berat 7 keteng, pangada-gajaha guling(?) seberat 13 kepeng. Sewaktu dipipis supaya ditetesi madu seberat 2 kepeng (titisana madu uwrat 2 keteng).
                        Madu tersebut dicampur inggu seberat 1 jinah kuci (jinah kuci  yaitu pis bolong yang lebih kecil). Uang kepeng di Bali umumnya berasal/impor dari Cina pada zaman dulu (Chinese coin), kemudian ditetesi minyak kura-kura (minyaking kuma), minyak belibis (minyak ing waliwis), minyak wijen (minyaking lenga), air tebu hitam (tebu cemeng), semuanya sama takarannya dicampur madu, minyak kambing lalu dioleskan pada liang yoni pada waktu akan bersetubuh (rarabaken ing lengning yoni yan meh acumbana). Meskipun sudah sehat akan terasa lebih nikmat (yadyapin warasa ikang yoni surasa temahanya). Meskipun baunya kurang enak akan menjadi harum (yadyapin durganda ikan yoni, suganda temahanya).
                        Orang-orang pada masa itu jika mempergunakan ramuan ini akan mengucapkan mantra. Bunyi japa mantranya adalah : Ong kamosadi kama lulut, kama purusa, stri murca ratih sang yoga, marca sweet swaha.

6.      Obat keputihan (tamba puputihan).
Ramuannya :
            Air kapur (yeh pamor), air jeruk nipis (yeh juwuk linglang), minyak kelapa (lengisa tanusan) semuanya dicampur. Dimakan dengan mengucapkan mantra : Ong Padakah-padakah ya nama swaha.
7.      Inilah obat orang kurang rasa (Nihan tambaning wong kirang rasa).
Ramuannya :
            Yaitu akar pancar-sona digerus sampai lembut (ulig den alembut), rumput gamongan 3 ijis (ikat?) yang dibakar di atas bara api dan dibungkus daun pisang (gamongan matambus 3 ijis), daun bidehang diletakkan di air hangat (jangdi yeh angete), kemudian didinginkan (embonang) seraya mengucapkan japa mantra. Setelah itu dibasuhkan pada yoni (wasehaken pada yoni) atau baga (kelamin perempuan ). Mantranya berbuni : Ong Gangga anangkebi, Gangga angancingi, Odod anangcang rahasya, ong teg nyer (diucapkan tiga kali) atau Dewi sungai Gangga yang suci, akan mengunci, otot (akar,rambut?) mengikat alat kelamin. Amin kuat rasa nyer-nyeran.           

Demikianlah isi sebagian kecil lontar Rukmini Tatwa yang berisi wejangan Dewi Saci (Indrani) kepada Dewi Rukmini, yaitu mengenai masalah kehidupan seksual dan juga obat-obatan. Kitab itu disebut juga “Indrani-prawala” yang menunjukkan maksud bahwa wejangan tersebut diucapkan dengan tulus hati, jujur, dan sungguh-sungguh. Prawela berarti jujur, lurus hati. Selain berisi obat-obatan, japa mantra, kitab tersebut lebih-lebih juga bermaksud agar seorang perempuan dikasihi oleh suaminya atau agar terjalin keserasian hidup berumah tangga (Tilaar, 1999).











BAB II
TANAMAN-TANAMAN DALAM USADA RUKMINI TATWA

Tabel 1. Tanaman-tanaman dalam Usada Rukmini Tatwa
No.
Nama Tanaman
Khasiat menurut Usada Rukmini Tatwa
Efek Farmakologis berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah
1.
Adas
Untuk mengobati penis yang keluar nanah.
Antibakteri,  antiulcer, kontrasepsi alami, hepatoprotektor, antispasmodik, dan antidiabetes.
2.
Bangle
Digunakan sebagai singa sanggama untuk menambah nikmat si perempuan dan untuk memperbesar penis.
Antioksidan.
3.
Bawang Putih
Umbi lapis bawang putih digunakan untuk mengobati keputihan.
Antihiperlipidemia, antitrombosis, antiplatelet, antibakteri, antivirus, antijamur, dan antioksidan.
4.
Cabe Jawa
Digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang biasanya timbul pada organ genital wanita seperti keputihan, keluar darah, dan longgar atau lemah otot.
Analgesik, antibakteri, dan tonikum.
5.
Jambu Biji
Digunakan untuk menimbulkan rasa gairah (libido) dan kenikmatan pada pria dan wanita saat melakukan hubungan seksual.
Antihipertensi, antihiperglikemi, antiinflamasi, antibakteri, dan antidiare.
6.
Dringo
Digunakan untuk mengobati jerawat dan penyakit lain pada wajah.
Antibakteri, antijamur, hepatoprotektor, dan nefropotektor.
7.
Jahe
Digunakan sebagai salah satu bahan ramuan untuk memperbesar penis dan menambah gairah pada pasangan suami dan istri.
Antischistosoma, antiinflamasi, antibakteri, antiulcer, antimuntah, antioksidan, dan antidiabetes.
8.
Jeruk Nipis
Air jeruk nipis digunakan untuk mengobati jerawat dan penyakit lain pada kulit wajah.
Pengobatan batu ginjal, antijamur, dan antihistamin.
9.
Kelor
Akar kelor digunakan untuk menambah rasa dan gairah bagi perempuan
Antijamur, anticacing, antiasma, antipiretik, analgesik, dan antikonvulsi.
10.
Kencur
Digunakan sebagai penambah gairah seks dan untuk memperbesar penis
Antiinflamasi dan antijamur.
11.
Kunir
Bermanfaat untuk menyehatkan sperma.
Efek hepatoprotektif, antiinflamasi, efek estrogenik, antitukak, antikanker, dan antibakteri.
12.
Nusa Indah
Digunakan untuk mengobati kemaluan laki-laki yang mengalami gangguan berupa keluar nanah menetes.
Antitumor.
13.
Pegagan
Digunakan untuk mengobati infeksi yang terjadi pada penis, seperti keluar nanah yang menetes.
Antikanker, efek penyembuh luka, meningkatkan kemampuan kognitif, antioksidan, antifungi, antibakteri, dan efek sedasi.
14.
Delima
Buah delima digunakan untuk meningkatkan gairah baik pada pria maupun wanita.
Antijamur, antidiare, antioksidan, antitumor, dan antikanker.
15.
Tapak Liman
Digunakan untuk bedak pada wajah.
Diuretik, hipoglikemia, peningkat kesuburan, dan antibakteri.

1.        Adas
Nama Indonesia                         :           Adas (Hutapea, 2001).
Nama Usada                               :           Adas, Puspa Tandah (Tengah dkk., 1995).
Taksonomi
Divisi                                :     Spermatophyta
Sub divisi                         :     Angiospermae
Kelas                                :     Dycotyledonae
Bangsa                                   :     Umbellales
Suku                                 :     Umbelliferae
Marga                               :     Foeniculum
Jenis                                 :     Foeniculum vulgare Mill.
                                                                                                            (Hutapea, 2001)

Kandungan kimia
Buah adas mengandung limonen, minyak lemak, stigmasterol, kamfena, limonen, arginin, umbeliferona, gula, saponin, flavonoid, polifenol, anetol, fenkon, pinen, dipenten, felandren, metilkavikol, anisaldehid dan asam anisat, limonen, estragol, terpinen, senyawa kumarin berupa bergapten dan xantotoksin, ß-sitosterol, a-amirin, asam klorogenat, dan kuersetin-3-O-ß-glukoronida (BPOM, 2004).

Kegunaan Secara Empiris dalam Usada
Adas digunakan untuk mengobati penis yang keluar nanah.

Cara Penggunaan
Untuk mengobati penis yang keluar nanah, daun pancarsona, daun bungli, adas, air tebu hitam, kemudian dipipis untuk dibedak (Suwidja, 1991).

Efek Farmakologi
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada Rukmini Tatwa
Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai efek farmakologi yang terdapat dalam Usada Rukmini Tatwa.
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
a.       Antibakteri
Minyak atsiri biji dan batang adas (masing-masing dengan konsentrasi 40 dan 80 mg/L dalam nikotinamid) secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli, Serratia marcesence, Klebsiella pneumonia) dan gram positif (Staphylococcus aureus). Minyak atsiri ini memiliki aktivitas antibakteri paling maksimal terhadap Serratia marcesence (Parmana, 2010).
b.      Antiulcer
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague Dawley yang sebelumnya telah diinduksi dengan etanol, diketahui bahwa pemberian ektrak kering bagian aerial adas memiliki efek sebagai antiulcer paling maksimal pada dosis oral sebesar 300 mg/kg bb. Efek penghambatan luka dalam lambung dari ekstrak pada dosis ini cukup tinggi yaitu 68,2%, melebihi efek dari famotidin (dosis 20 mg/kg bb) yang hanya sebesar 34%. Mekanisme adalah dengan menurunkan peroksidasi lipid dan meningkatkan antioksidan nonenzimatik sehingga dapat meringankan luka lambung yang diinduksi etanol. Kamampuan ini kemungkinan disebabkan oleh anetol (Parmana, 2010).
c.       Kontrasepsi alami
Penelitian buah adas sebagai kontrasepsi alami dilakukan pada tikus betina putih yang diberikan infus buah adas secara per oral (dosis infus setara dengan serbuk 73 mg/100 g bb) kemudian dikawinkan dengan tikus jantan.  Dari hasil otopsi tikus betina pada hari ke-19 setelah dikawinkan menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase kehamilan (Parmana, 2010).


d.      Hepatoprotektor
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan yang diinduksi dengan karbon tetraklorida diketahui bahwa minyak atsiri biji adas memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 0,3 ml/kg bb yang diberikan secara intraperitoneal sebanyak tiga kali seminggu selama tujuh minggu. Kandungan kimia d-limonen dan ß-mirsen pada biji adas dapat mempengaruhi fungsi dari hati. ß-mirsen dapat meningkatkan kadar dari apoprotein CYP2B1 dan CYP2B2 yang merupakan subtipe dari P450, dimana P450 merupakan enzim yang dapat mengkatalisis metabolisme oksidatif dari bahan kimia eksogen seperti obat-obatan, bahan yang bersifat karsinogen dan senyawa-senyawa endogen seperti steroid dan prostaglandin. Sedangkan d-limonen dapat meningkatkan konsentrasi glutathione (GSH) yang merupakan antioksidan nonenzimatik pada hati (Parmana, 2010).
 e.       Antispasmodik
Pada penelitian klinis yang dilakukan pada wanita dengan umur 17-25 dan belum menikah, diketahui bahwa minyak atsiri biji adas dengan dosis 2% v/v mempunyai efikasi terhadap penurunan rasa nyeri sebesar 67,4%. Ini sebanding dengan pemberian obat NSAID (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) yang biasa digunakan untuk terapi nyeri. Rasa sakit yang terjadi pada saat haid terjadi karena hiperkontraktilitas dari otot uterin Minyak atsiri biji adas dapat menurunkan motilitas uterin yang diinduksi oleh oksitosin dan prostaglandin sehingga dapat menghilangkan nyeri pada saat haid (Parmana, 2010).
f.       Antidiabetes
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus albino diabetes yang diinduksi dengan aloksan, diketahui bahwa ekstrak air biji adas memiliki aktivitas sebagai antidiabetes pada dosis oral sebesar 300 mg/kg bb dengan mekanisme melindungi pankreas dari bahaya radikal bebas yang disebabkan oleh aloksan (Parmana, 2010).

2.         Bangle
Nama Indonesia                       :  Bengle
Nama Dagang Internasional   : Cassumunar Ginger
Nama Latin                               : Zingiber purpureum Roxb
                                                                                                             (Hutapea, 1993)
Nama Usada                             : Bangle  (Depkes Provinsi Bali, 2008).
Taksonomi
Divisi                   : Spermatophyta
Sub Devisi           : Angiospermae
Kelas                   : Monocotyledonae
Bangsa                : Zingiberales
Suku                    : Zingiberaceae
Marga                  : Zingiber
Jenis                    : Zingiber purpureum Roxb.
                                                                                                           (Hutapea, 1993)

Kandungan Kimia
Bangle memiliki berbagai kandungan kimia antara lain pada daunnya terdapat minyak atsiri seperti sabinen (14,99%) ß-pinene (14,32%), karyopilen oksida (13,85%), pada rizom bangle mengandung triquinacene,1,4-bis (methoxy) (26.47%), (Z)-ocimene (21.97%), terpinen-4-ol (18.45%), ?-terpinene (3.86%), ß-phellandrene (3.49%) dan cis-sabinenehydrate (3.00%) (Parmana, 2010).
Kegunaan Secara Empiris dalam Usada Rukmini Tatwa
Dalam Usada Rukmini Tatwa bangle digunakan sebagai singa sanggama untuk menambah nikmat si perempuan dan untuk memperbesar penis (Depkes Provinsi Bali, 2008).
Cara Penggunaan
Untuk penggunaan sebagai singa sanggama, jahe pahit, kencur, temu ireng, bangle, laos, temu pepet, temu buruh, daringo, dan masing-masing diambil tunasnya, merica 2  biji, cengkeh 1 biji, semua dicampur dan dipipis ditambah air cungor yang kuning dipoleskan pada kemaluan (Depkes Provinsi Bali, 2008).
Efek Farmakologi
·      Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada
Kajian ilmiah mengenai efek farmakologi dalam usada belum ditemukan.
·      Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
Anti Oksidan
Efek antioksidan bangle diteliti dengan menggunakan ekstrak etanol rimpang bangle yang diambil dari beberapa tempat yang berbeda dengan uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa aktivitas antioksidan dari bangle tersebut bervariasi dari 57,63% hingga 80,88% (4). Dalam penelitian lain disebutkan bahwa rimpang bangle memiliki aktivitas anti oksidan dengan nilai IC50 = 1,0599 mg/ml (Parmana, 2010).

3.        Bawang Putih
Nama Indonesia                         :           Bawang putih (Hutapea, 1993).
Nama Usada                               :           Kesuna, Bawang Putih, Bawang Pinge, Jasun Pinge (Tengah dkk., 1995).
Taksonomi tanaman
Divisi                                :     Spermatophyta
Sub divisi                         :     Angiospermae
Kelas                                :     Monocotyledonae
Bangsa                                   :     Liliales
Suku                                 :     Liliaceae
Marga                               :     Allium
Jenis                                 :     Allium sativum L.
                                                                                                                    (Hutapea, 1993).
Kandungan kimia
Kandungan kimia pada umbi lapis bawang putih terdiri dari komponen sulfur (aliin, alisin, ajoene, alilpropil disulfida, dialil trisulfida, salilsistein, vinilditines, S-alilmerkaptosistein), komponen enzim (alinase, peroksidase, mirosinase), asam amino dan glikosida (arginin), seta selenium, germanium, tellurium (Parmana, 2010).
Kegunaan Secara Empiris dalam Usada Rukmini Tatwa
Pada Usada Rukmini Tatwa umbi lapis bawang putih digunakan untuk mengobati keputihan (Suwidja, 1991).

Cara Penggunaan
Untuk mengobati keputihan, bahan-bahan seperti daun jeruk linglang, kelapa, lungid, majakane, ginten, merica 11 biji, dan bawang putih dicampur dan dibuat dalam bentuk jamu (Suwidja, 1991).
Efek farmakologi
·         Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada Rukmini Tatwa
Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai khasiat bawang putih yang sesuai dengan Usada Rukmini Tatwa.
·         Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
a.        Antihiperlipidemia
Pemberian ekstrak air bawang putih 50 mg/100 mL secara per oral pada marmut jantan selama tujuh hari menunjukkan aktivitas antihiperlipidemia melalui mekanisme peningkatan kadar enzim lipase secara signifikan sebesar 9,165%. Peningkatan kadar enzim lipase merupakan salah satu mekanisme kerja obat antihiperlipidemik. Enzim lipase adalah enzim yang mengkatabolisme trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak, kemudian asam lemak akan dioksidasi menajdi energi, air dan karbondioksida (Parmana, 2010).
Penelitian kemampuan bawang putih dalam menghambat sintesis kolesterol dilakukan secara in vitro pada sel hepatoma tikus jantan galur Sparague-Dawley. Kandungan kimia pada bawang putih yakni S-alil sistein (SAC) dengan dosis 0,61 mmol/L, S-etil sistein (SEC) dengan dosis 0,58 mmol/L dan S-propil sistein (SPC) dengan dosis 0,72 mmol/L mampu menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat aktivitas enzim 3-hidroxy-3-methylglutaryl coenzim A (HMG-CoA) reductase pada hati tikus. Diantara ketiga komponen tersebut, SAC merupakan senyawa yang paling potensial dalam menghambat HMG-CoA reduktase (Parmana, 2010)
b.        Antitrombosis
Pemberian bawang putih pada tikus jantan galur Sprague-Dawley hiperlipidemia dengan dosis oral sebanyak 200 mg/kg bb selama empat minggu menunjukkan aktivitas antitrombosis yang ditandai dengan perpanjangan prothrombin time (PT) dan activated partial prothrombin time (APTT) serta penurunan jumlah platelet secara signifikan (Parmana, 2010).
Ekstrak air bawang putih yang diberikan secara per oral pada mencit  jantan galur Swiss dengan dosis 100 mg/kg bb setiap hari selama 28 hari dapat meningkatkan waktu pendarahan dan menghambat agregasi platelet secara signifikan (Yulinah dkk., 2008).
c.         ­­­­Antiplatelet
Pemberian ekstrak air bawang putih dosis 100 mg/kg bb pada mencit jantan galur swiss secara per oral setiap hari selama 28 hari menunjukkan bahwa terjadi hambatan agregasi platelet secara signifikan (Yulinah dkk., 2008).
Pemberian aged garlic exktract (AGE) dengan dosis 4800 mg sampai 7200 mg per hari selama 44 minggu pada orang sehat dapat menurunkan adesi platelet pada kolagen. Adesi platelet pada fibrinogen juga berkurang pada dosis 2400 mg. Namun untuk adesi platelet pada factor Willenbrand hanya terjadi pada dosis 7200 mg per hari (Parmana, 2010).
d.        Antibakteri
Uji aktivitas bawang putih secara in vitro sebagai antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae yang merupakan bakteri penyebab infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik dilakukan dengan menggunakan minyak bawang putih, dialil monosulfida dialil trisulfida (DAT) dan DATS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak bawang putih pada konsentrasi 32 mg/L, DAT dan DATS pada konsetrasi 8 mg/L memiliki aktivitas yang potensial untuk mencegah atau mengobati infeksi nosokomial yang disebabkan oleh bakteri yang resisten tehadap antibiotik (Parmana, 2010)
e.         Antivirus
Pemberian tepung bawang putih dosis 10 mg/kg bb pada ayam broiler secara per oral selama delapan minggu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar antibodi ayam secara signifikan yang berperan penting dalam melawan virus penyebab Newcastle Disease (ND) dan Infecious  Bursal Disease (IBD) (Parmana, 2010)
f.         Antijamur
Uji secara in vitro menunjukkan bahwa umbi lapis bawang putih dapat melawan aktivitas beberapa jenis jamur Trichophyton, Microsporum, Aspergillus, dan Candida dengan KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) dari 500 sampai 2000 mcg/mL (Parmana, 2010).

g.       Antioksidan
Pemberian minyak bawang putih dosis 5 mL/kg bb pada pada tikus albino jantan yang telah diinduksi dengan NaNO2 (80 mg/kg bb) selama tiga bulan menunjukkan bahwa minyak bawang putih merupakan agen antioksidan yang kuat dalam melindungi hati dan ginjal dari kerusakan karena induksi bahan kimia (NaNO2). Hal ini terlihat dengan peningkatan kadar glutation peroksidase (GSH) dan katalase yang merupakan enzim yang berperan sebagai antioksidan (Parmana, 2010).

4.   Cabe Jawa
Nama Indonesia                      :  Cabe Jawa
Nama Usada                            : Tabia Bun (Suwidja, 1991).
                                                                                                                    (Hutapea, 1993).
Taksonomi
Divisi                   : Spermatophyta
Sub Devisi           : Angiospermae
Kelas                   : Dicotyledonae
Bangsa                : Piperales
Suku                    : Piperaceae
Marga                  : Piper
Jenis                    : Piper retrofractum Vahl.
                                                                                                            (Hutapea, 1993).

Kandungan Kimia
Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain asam amino bebas, damar, minyak atsiri, beberapa jenis alkaloid seperti piperin, piperidin, piperatin, piperlonguminin, ß-sitosterol, sylvatin, guineensin, piperlongumin, filfilin, sitosterol, methyl piperate, n-oktanol, linalool, terpinil asetat, sitronelil asetat, sitral,  saponin, polifenol, dan resin (kavisin) (Anonim. 1978).

Kegunaan Secara Empiris Dalam Usada Rukmini Tatwa
Dalam Usada Rukmini Tatwa cabe jawa digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang biasanya timbul pada organ genital wanita seperti keputihan, keluar darah, dan longgar atau lemah otot  (Suwidja, 1991).

Cara Penggunaan
Untuk mengatasi penyakit-penyakit pada organ genital wanita, akar cabe jawa, kulit jambu sotong, minyak lenga, minyak susu sapi dipipis halus lalu ditempelkan pada organ genital wanita (Suwidja, 1991).

Efek Farmakologi
·         Efek Farmakologi Menurut Usada Rukmini Tatwa
Cabe jawa memiliki efek sebagai afrodisiak, selain itu cabe jawa juga diketahui memiliki efek stimulan terhadap sel-sel syaraf sehingga mampu meningkatkan stamina tubuh. Cabe jawa digunakan sebagai afrodisiak karena mempunyai efek androgenik, peningkatan kekuatan fisik, dan sebagai antivirus. Dari satu studi uji klinik cabe jawa sebagai fitofarmaka androgenik pada pria hipogonad didapatkan hasil bahwa cabe jawa dapat meningkatkan kadar testosteron darah pada 7 dari 9 pria hipogonad (78%), ekstrak cabe jawa dosis 100 mg/hari tidak dapat menurunkan kadar FSH dan LH pada pria hipogonad, pemakaian ekstrak cabe jawa tidak berpengaruh terhadap PSA (Prostate-Specific Antigen) dan berat badan pria hipogonad, ekstrak cabe jawa dosis 100 mg/hari bersifat androgenik lemah dan dapat meningkatkan frekwensi koitus pria hipogonad serta bersifat aman (Moeloek dkk., 2009).

·         Efek Farmakologi yang lain
1.    Analgesik
Telah dilakukan pengujian aktivitas analgesik fraksi alkaloid buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada mencit putih jantan dari galur Swiss Webster. Pada pengujian ini digunakan asam asetat 0,7% sebagai penginduksi rasa nyeri yang diberikan secara intraperitoneal. Fraksi alkaloid diberikan secara peroral dengan dosis 3, 6, dan 12 mg/kg bb mencit. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa fraksi alkaloid buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada dosis 3, 6, dan 12 mg/kg bb memberikan efek analgesik yang bermakna dibandingkan dengan kontrol. Fraksi alkaloid buah cabe jawa pada dosis12 mg/kg bb mempunyai daya proteksi (52,50%) yang lebih besar dibandingkan dengan daya proteksi asam asetilsalisilat pada dosis 65 mg/kg bb (46,08%). Fraksi alkaloid pada dosis 12 mg/kg bb mempunyai efek analgesik yang lebih kuat daripada asam asetilsalisilat pada dosis 65 mg/kg bb karena nilai persentase efektivitas analgesik fraksi tersebut (112,78%) lebih besar dari 100% (Febrina dan Subarnas, 2010).
2.    Anti Bakteri
Aktifitas anti bakteri cabe jawa telah diuji pada beberapa spesies bakteri gram negatif maupun gram positif dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak etanol cabe jawa yang digunakan adalah 40 µg. Ekstrak karbontetraklorida cabe jawa tersebut diujikan terhadap berbagai macam spesies bakteri antara lain Staphylococcuc albus, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Bacillus megaterium. Dari semua bakteri yang diujikan, ekstrak karbontetraklorida cabe jawa mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcuc albus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Bacillus megaterium dengan zona hambat sebesar 5-9 mm (Khan dan Mustafa, 2007).
3.    Tonikum
Salah satu khasiat dari buah cabe jawa adalah dapat digunakan sebagai tonikum. Tonikum adalah istilah yang digunakan untuk golongan obat-obatan yang dipercaya mempunyai khasiat untuk mengembalikan tonus normal pada jaringan. Ekstrak etanol buah cabe jawa dengan dosis 0,026 g/Kg BB mempunyai efek tonik pada mencit putih jantan. Efek tonik yang dihasilkan ekstrak etanol dengan dosis 0,026 g/Kg BB sebanding dengan efek tonik yang dihasilkan oleh kafein dengan dosis 100 mg/ Kg BB sebagai kontrol positif (Shofiah, 2008).

5.    Jambu Biji
Nama Indonesia                         :           Jambu biji (Hutapea, 1993).
Nama Usada                               :           Sotong bali, Sotong (Sukersa, 1995).
Taksonomi
Divisi              : Spermatophyta
Sub Devisi      : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Bangsa            : Myrtales
Suku               : Myrtaceae
Marga             : Psidium
Jenis                : Psidium guajava Linn.
                                                                                                            (Hutapea, 1993).
Kandungan Kimia
Daun dan batang jambu biji mengandung saponin, flavonoid dan tanin, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri, resin, tanin, mallic acid, selulosa dan minyak atsiri seperti a-pinene, ß-pinene, limonene, menthol, terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene, ß-bisabolene, caryophyllene oxide, ß-copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene dan curcumene. Buahnya terdapat kandungan vitamin C, vitamin A, zat besi, kalsium, fosfor, saponin yang tergabung dalam asam oleanolik, morin-3-O-a-L-lyxopyranoside and morin-3-O-a-L-arabopyranoside, flavonoid, guaijavarin dan kuersetin. Dalam buah jambu biji terdapat pula kandungan senyawa kimia seperti hexanal (65,9%), (E)-2-hexenal (7,4%), (E,E)-2,4-hexadienal (2,2%), (Z)-3-hexenal (2%), (Z)-2-hexenal (1%), (Z)-3-hexenyl acetate (1,3%) dan fenol (1,6%), sedangkan ß-caryophyllene (24,1%), nerolidol (17,3%), 3-phenylpropyl acetate (5,3%) dan caryophyllene oxide (5,1%) merupakan konsituen minyak atsiri yang paling besar. Pada kulit buah jambu biji terdapat kandungan asam askorbat, kemudian pada (Parmana, 2010).

Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Rukmini Tatwa
Dalam Usada Rukmini Tatwa jambu sotong digunakan untuk menimbulkan rasa gairah (libido) dan kenikmatan pada pria dan wanita saat melakukan hubungan seksual (Sukersa, 1995).

Cara Penggunaan
Beberapa campuran bahan selain jambu sotong seperti akar cabe jawa, minyak lenga, minyak susu sapi, kemudian dipipis halus setelah itu ditempelkan disekitar organ genitalia laki-laki (Sukersa, 1995).

Efek Farmakologis
·         Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada
Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai efek jambu sotong dalam meningkatkan gairah seks.
·         Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1.         Anti Hipertensi
Telah dilakukan uji untuk anti hipertensi ekstrak etanol jambu biji yang diberikan pada Spontaneous Hypertensive Rats (SHR), dengan dosis 0,5g/kg BB/hari, 1 g/kg BB/hari dan 2 g/kg BB/ hari selama 28 hari. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada dosis 0,5g/kg BB/hari dapat menurunkan tekanan darah akhir dari 231 menjadi 179 mmHg, dan pada grup dosis tinggi dengan dosis 2 g/kg BB/hari dapat menurunkan tekanan darah akhir dari 246 menjadi 169mmHg. Hasil tersebut secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan grup kontrol (241-223 mmHg) dari awal hingga akhir percobaan. Kandungan polifenol dalam jambu biji dapat mencegah hipertropi pada jantung dan mencegah produksi spesies oksigen reaktif. Dengan demikian dapat dikatakan jambu biji memiliki efek anti hipertensi (Parmana, 2010).
2.         Anti Hiperglikemik
Ekstrak air kulit buah jambu biji memiliki efek sebagai penurun kadar gula darah, efek tersebut diuji pada tikus galur Wistar albino yang normal dan yang diinduksi diabetes dengan streptozosin. Uji tersebut dibagi ke dalam 3 kelompok, kelompok pertama pada tikus normal, kelompok ke-2 pada tikus dengan diabetes ringan, dan pada tikus dengan diabetes berat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan dosis 400 mg/kg efektif untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus normal sebesar 21,2% dan 26,9% pada kelompok tikus dengan diabetes ringan setelah 3 jam pemberian glukosa selama Tes Toleransi Glukosa. Sedangkan pada tikus uji dengan diabetes yang lebih berat terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa maksimum sebesar 20,8% dan 17,5% untuk kadar gula darah setelah makan, serta diperoleh penurunan 50% kadar gula pada urin yang di uji dengan dosis yang sama (Parmana, 2010).
3.         Anti Inflamasi
Inflamasi merupakan suatu respon jaringan pada tubuh terhadap cedera dan infeksi. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) secara empiris berfungsi sebagai antiinflamasi. Efek antiinflamasi pada jambu biji telah diuji pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenan 1%. Dosis yang diberikan pada hewan uji dibagi menjadi 3 dosis yang berbeda yaitu 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB, semua perlakuan tersebut diberikan peroral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek antiinflamasi pada dosis 0,775g/kgBB dengan persen daya antiinflamasi sebesar 47,18% dan pada dosis 1,551g/kgBB memiliki persen daya antiinflamasi sebesar 62,55% (Parmana, 2010).
4.         Anti Bakteri
Efek anti bakteri jambu biji telah diuji pada isolat klinikal bakteri Stapylococcus aureus yang mengalami multidrug resistent. Konsentrasi hambat minimum dari ekstrak metanolik dan ekstrak air jambu biji masing-masing sebesar 625 ug/ml dan 7,5 mg/ml. Sedangkan konsentrasi bakterisida minimum pada ekstrak metanolik dan ekstrak air jambu biji berturut-turut 1,25 mg/ml dan 12,5 mg/ml. Ekstrak metanolik pada konsentrasi bakterisida minimum menghambat pertumbuhan bakteri uji sebesar 80% (Parmana, 2010).
5.         Anti Diare
Telah diuji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml).
Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 150 mg/kg bb pada menit ke 180-240 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05) (Parmana, 2010).

6.        Dringo
Nama Indonesia                         :           Dringo (Hutapea, 1993).
Nama Usada                               :           Jangu, Jahangu, Daringo (Tengah dkk., 1995).
Taksonomi tanaman
Divisi                               :     Spermatophyta
Sub divisi                         :     Angiospermae
Kelas                                :     Monocotyledonae
Bangsa                                   :     Arales
Suku                                :     Araceae
Marga                              :     Acorus
Jenis                                 :     Acorus calamus L.
                                                                                                                   (Hutapea, 1993).



Kandungan kimia
Rimpang dan daun dringo mengandung saponin dan flavonoid, di samping itu rimpang dringo mengandung minyak atsiri (Hutapea, 1993).

Kegunaan Secara Empiris dalam Usada Rukmini Tatwa
Rimpang dringo digunakan untuk mengobati jerawat dan penyakit lain pada wajah (Depkes Provinsi Bali, 2000).

Cara Penggunaan
Untuk mengobati jerawat dan penyakit lain pada wajah, rimpang dringo ditambahkan dengan atal, dan cabe jawa, dengan jumlah sama banyak kemudian dipipis dan diisi air hangat untuk membedaki wajah (Depkes Provinsi Bali, 2000).

Efek Farmakologi
·      Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada Rupini Tatwa
     Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai efek farmakologi dringo yang berkaitan dengan penggunaan Usada Rukmini Tatwa.
·      Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Imliah Lain
1.    Antibakteri
Ekstrak etil asetat dari rimpang dan daun dringo menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Kandungan yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri adalah a-asarone dan ß-asarone dari rimpang dan daun dringo (Parmana, 2010).
2.    Antijamur
Kandungan yang memiliki aktivitas sebagai antijamur adalah a-asarone dan ß-asarone dari rimpang dan daun dringo yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Parmana, 2010).
3.    Hepatoprotektor
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Wistar albino jantan yang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagian aerial dringo memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Induksi dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada enzim-enzim yang terdapat dihati. Pemberian ekstrak dringo akan mencegah kerusakan enzim ini melalui aktivitas stabilisasi membran yang dimiliki oleh dringo. Hal ini ditunjukkan dengan kadar serum enzim transaminase yang kembali normal, adanya perbaikan pada parenkim hati dan terjadinya regenerasi dari sel-sel hati (Parmana, 2010).
4.    Nefroprotektor
Pada penelitian yang dilakukan pada Tikus Wistar albino jantan yang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagian aerial dringo memiliki aktivitas sebagai antioksidan pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Pemberian ekstrak etanol bagian aerial dringo dapat menurunkan kadar serum urea dan kreatinin secara signifikan (Parmana, 2010).




































0 comments:

Post a Comment