15 December 2011

Isolasi Enzim Laktase pada Bakteri Lactobacillus acidophilus untuk Penderita Intoleransi Laktase Sekunder



1.1. Latar Belakang
            Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi. Susu mengandung karbohidrat,protein, lemak, mineral, dan vitamin. Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapay di dalam susu yang diproduksi oleh mammalia. Laktosa merupakan gabungan dari monisakarida glukosa dengan galaktosa.
            Laktosaakan dipecah menjadi dua penyusunnya yang berupa monosakarida untuk dapat diserap melalui peredaran darah. Enzim laktase yang berfungsi memecah gula susu (laktosa) terdapat di mukosa usus halus. Pada keadaan normal, tubuh dapat memecah laktosa menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim laktase.  Tanpa laktase yang cukup manusia tidak dapat/mampu mencerna laktosa sehingga akan mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut dan diare yang dikenal sebagai intoleransi laktosa atau defisiensi laktase.
            Apabila ketersediaan laktase tidak mencukupi, laktosa yang terkandung dalam susu tidak akan mengalami proses pencernaan dan akan dipecah oleh bakteri di dalam usus halus. Proses fermentasi yang terjadi dapat menimbulkan gas yang dapat menimbulkan gas dan rasa sakit di bagian perut. Sedangkan sebagian laktosa yang tidak dicerna akan tetap berada di saluran cerna dan tidak terjadi penyerapan air dari faeses sehingga penderita akan mengalami diare.
            Untuk mengurangi angka kematian akibat diare khususnya karena intoleransi laktosa atau defisiensi laktase, perlu dilakukan pemberian sediaan yang mengandung enzim laktase itu sendiri mengingat individu tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan enzim laktase.Untuk membuat suatu sediaan enzim, diperlukan suatu metode untuk mengidentifikasi dan mengisolasi dari enzim laktase tersebut sehingga didapatkan enzim yang murni.
1.1.  Rumusan Masalah
            Bagaimana cara isolasi enzim laktase untuk mengatasi intoleransi laktosa sekunder
1.2.  Tujuan
Tujuan umum :
            Mengetahui metode isolasi untuk mendapatkan enzim laktase.

Tujuan khusus :
1.      Mengetahui dampak dan penyebab intoleransi laktosa pada manusia.
2.      Mengetahui penanganan dalam bidang farmasi untuk pasien intoleransi laktosa.
3.      Mengetahui manfaat isolasi enzim di bidang farmasi
 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Intoleransi Laktosa
            Intoleransi laktosa merupakan sebuah keadaan ketidakmampuan untuk mencerna laktosa  yang merupakan komponen utama dalam susu. Penyakit ini disebabkan karena defisiensi enzim lactase yang diproduksi pada sel yang terdapat di dalam usus halus. Enzi mini memecah laktosa pada susu menjadi dua bagian yaitu glukosa dan galaktosa yang nantinya akan diserap melalui peredaran darah.
            Orang yang memiliki penyakit ini biasanya mengalami ketidaknyamanan ketika mengkonsumsi susu atau produk yang mengandung laktosa. Gejala umum yang muncul adalah mual, keram pertu, kejang, kembung, gassing, dan diare. Gejala ini muncul kira-kira 30 menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi produk yang mengandung laktosa. Tingkat keparahan gejala bergantung pada seberapa besar kemampuan seseorang dapat mentoleransi laktosa dan umur, dan  kecepatan pencernaan.  (Anonim, 2006).
            Defisiensi laktosa dibagi menjadi tiga jenis yaitu primer, kongenital, dan sekunder.Defisiensi laktosa primer disebabkan karena keturunan.Defisiensi laktosa kongenital, hal ini biasanya jarang terjadi, yaitu ketika aktivitas enzim tidak terjadi atau minim ketika dalam keadaan baru lahir.Bagian ketiga adalah tipe sekunder.yaitu ketika usus halus mengalami kerusakan karena suatu penyakit, operasi, atau radiasi. Hal ini menyebabkan produksi lactase sebagai pemecah laktosa menjadi terganggu (Bastin, 1997)
(Rusynyk dan Still, 2001)
Prevalensi penyakit intoleransi laktosa dapat dilihat pada tabel di bawah :
(Rusynyk dan Still, 2001)
            Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, Lactose Tolenrance Test (LTT), Breath Hydrogen Test (BHT) dan  mengukur aktivitas enzim lactase pada sampel usus halus.  Cara yang paling umum digunakan adalah dengan LTT. Pada pengujian dengan metode LTT  pengujian ini diawali dengan puasa sebelum dilakukan suatu pengujian, kemudian pasien minum minuman yang mengandung laktosa. Darah pasien diambil setelah 2 jam untuk mengetahui kadar glukosa di dalam darahnya yang mengindikasikan pencernaan laktosa di dalam tubuh (Anonim , 2005).
            Secara normal, ketika laktosa berada dalam sistem pencernaan, enzim lactase akan mengubahnya menjadi dua molekul, yaitu glukosa dan galaktosa. Hati akan mengubah galaktosa menjadi glukosa, yang akan menuju sistem peredaran darah dan meningkatkan kadar gula darah seseorang. Jika laktosa tidak bekerja secara sempurna, kadar gula darah tidak akan meningkat secara sigjifikan, atau tidak ada peningkatan sama sekali, ini akan ditunjukkan dalam pengujian dengan metode LTT (Anonim , 2005).
            Terapi penyakit ini dengan mengontrol gejala malabsorpsi laktosa pada pasien. Beberapa penderita intoleransi laktosa dapat mengkonsumsi produk yang mengandung laktosa dalam skala kecil, misalnya secangkir susu tanpa mengalami gejala defisiensi laktosa. Terdapat pula pasien yang harus menghindari konsumsi laktosa, jadi harus menghindari produk-produk susu dan harus mengkonsumsi suplemen kalsium (Anonim , 2005)
            Terapi yang lebih efektif adalah dengan mengkonsumsi enzim pencernaan. Biasanya enzim pencernaan dibuat dalam bentuk tablet yang mengandung laktase, yang dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Tablet ini diminum sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Selain dalam bentuk tablet enzim lactase juga tersedia dalam bentuk cair yang dicampur dalam susu cair siap minum. Kedua bentuk sediaan enzim ini membantu penderita intoleransi laktosa agar dapat mengkonsumsi produk susu sehingga tidak terjadi kekurangan kalsium yang dapat menyebabkan kerapuhan tulang (Anonim , 2005).
2.2. Laktosa
            Laktosa merupakan disakariba (4- β-d- galactosyl- D- glukosa) yang hanya terdapat di dalam produk susu mammalian. Kandungan laktosa pada susu manusia berkisar 7 gram dalam 100 ml dan pada susu sapi terkandung 4,8 gram per 100 ml. Setelah dikonsumsi, laktosa dipecah di dalam usus menjadi dua molekul monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa, yang dibantu oleh enzim β-galaktosidase yang diproduksi pada membrane mukosa usus. Setelah pemecahan, molekul monosakarida tersebut secara aktif diserap dan didistribusikan menuju hati melalui pembuluh darah (Schaafsma, 1996).Galaktosa merupakan sneyawa yang penting untuk pembentukan serebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembanggan dan fungsi otak.
            Laktase disintesis di retikulum endoplasma sebagai polipeptida tunggal dan mengalami glikosilasi menjadi “high mannose” precursor. Setelah mengalami beberapa proses, laktase ditransportasikan dan diinsersikan pada membran mikrovilus. Laktase merupakan salah satu dari tiga enzim sel epitel usus dengan aktifitas ß-galaktosidase. Enterosit juga mengandung Lysosomal acid ß-galaktosidase, membantu hidrolisa laktosa, dan cytosolic ß-galaktosidase yang tidak memiliki kekhususan terhadap laktosa (Barlianto, 2005)
2.3 Isolasi Enzim Laktase dari Lactobacillus acidophilus(Alkolkar, 2004)
2.3.1Lactobacillus acidophilus     
            Lactobacillus acidophilus adalah salah satu dari delapan genera umum dari bakteri asam laktat.Tiap genus dan spesies nya mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun, secara umum mereka merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus atau batang, bersifat non motil, dan nonspora yang memproduksi asam laktat sebagai produk utama dari metabolisme fermentasi dan menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama dalam memproduksi energi. L. acidophilusdapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa oksigen, dan bakteri ini dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam sekalipun, seperti pada pH 4-5 atau dibawahnya dan bakteri ini merupakan bakteri homofermentatif yaitu bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk akhir. Bakteri ini merupakan bakteri Lactobacillus yang dikenal sangat baik, umumnya bakteri ini ditemukan di dalam gastro intestinal manusia, hewan, mulut, dan vagina.
Klasifikasi dari Lactobacillus acidophilus adalah :
Kerajaan :Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacili
Famili : Lactobacillaceae
Genus :Lactobacillus
Spesies :Lactobacillus acidophilus
2.3.2 Metode Isolasi
Isolasi dari ragi
            Ragi difermentasi selama 12 jam dan alikuotnya disuspensikan ke dalam larutan saline psikologi dan media pada plat.
Identifikasi dan KarakterisasiLactobacillus acidophilus
            Identifikasi secara mikroskopik dilakukan dengan pengujian gram. Identifikasi secara makroskopik dilakukan dengan uji katalase, uji reduktase nitrat, dan fermentasi dalam berbagai jenis gula. Reagen yang digunakan adalah Media air fermentasi pepton ( Pepton Water Broth – 10 g pepton, 5 g NaCl, dan air hingga volume 1 liter). 2. Indikator Andrade’s -0,1 ml- (NaOH 0,1 M dicampurkan pada larutan asam fuschin 5% hingga warnanya menjadi kuning).
Tabel 3. Karakterisasi Lactobasillus achidophilus
Fermentasi untuk memproduksi Laktase
            Strain yang dikarekterisasi sebagai Lactobasillus acidophilus diinokulasikan untuk memproduksi laktase selama 24 jam. Medium yang digunakan adalah MRS. Hsil dari fermentasi dikeluarkan dalam MRS.
Instrumen
            Analisa secara spektrofotometri dilakukan dengan Spektrofotometer Hitachi U 2001. Untuk pemisahan biomassa digunakan cara sentrifugasi, yaitu dengan alat Eltek atau Beckman Cold Centrifuge. Sedangkan untuk sonication digunaka alat Branson sonifier. Ultrafiltrasi dilakukan dengan Amicon. Untuk pengujian denga kromatografi dilakukan dengan pompa peristaltik, pengumpul fraksi, dan spektrofotometri UV-Vis.
Pengujian aktivitas Enzim, Protein, dan Konstanta Kinetik
            Pengujian aktivitas laktase dapat dilihat dari produksi o-nitophenyl galactopyranoside (ONPG). Satu unit aktivitas enzim sebanding dengan pembentukan  1 mol o-nitophenol dalam ml per menit. ONPG digunakan sebagai substrat pada rentang konsentrasi 0,4-5,4 m M untuk mementukan konstanta kinetik. Tetapan Michaelis Mentern Km dan Vmak dihitung dengan plot Lineweaver-Burk. Metode Folin Lowry merupakan metode yang digunakan untuk mengukur perkiraan protein dengan BSA sebagai standar.Metode asam dinitrosalisilat digunakan untuk memperkirakan jumlah laktase.
Pemurnian dan Karakterisasi Enzim
            Pemurnian enzim laktase dilakukan dengan ultrafiltrasi dan kolom kromatografi.Unltrafiltrasi dilakukan terhadap ekstrak intraseluler dengan 50kDa, terdapat pemotongan membrane dan pengujian komponen protein dan aktivitas enzim laktase.  Pemisahan selanjutnya dengan kolom kromatogradi Sephadex G-200, dengan panjang kolom 15 cm,n
2.4 Penanganan Intoleransi Laktosa
            Intoleransi laktosa sekunder biasanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan intoleransi primer. Pasien harus membatasi konsumsi produk susu yang mengandung laktosa hingga penyebab utama penyakit hilang. Dengan mengeliminasi konsumsi produk susu, penderita kemungkinan akan mengalami kekurangan kalsium yang menyebabkan osteoporosis dan mengkonsumsi suplemen kalsium untuk menghindari kerapuhan tulang. Selain itu, mengkonsumsi yogurt dan keju masih dimungkinkan karena kedua produk tersebut lebih ditoleransi daripada susu (Rusynyk and Still, 2001).
-           Selain itu konsumsi enzim juga termasuk terapi dalam intoleransi laktosa. Produk-produk enzim dalam sediaan tablet ataupun cair dapat digunakan dalam mengatasi intoleransi laktosa. Sediaan enzim ini dapat dikonsumsi sebelum makan, dapat pula dicampurkan dalam makanan, atau dicampur ke dalam produk susu untuk menghidrolis laktosa terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Dengan suplemen enzim ini diharapakan penderita laktosa intolerant dapat memperoleh nutrisi yang cukup dari produk-produk susu tanpa terganggu dengan adanya gejala intoleransi laktosa (Bastin, 1997).
            Enzim yang telah diperoleh dari proses isolasi enzim dari bakteri Lactobacillus acidophilus digunakan dalam terapi penyembuhan intoleransi sekunder. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memformulasi enzim adalah karakteristik enzim, bahan-bahan obat selain enzim tidak boleh mengganggu mekanisme kerja enzim.Selain faktor sifat psikokimia dan interaksi bahan obat, parameter farmakokinetik suatu sediaan juga haris diperhatikan untuk tujuan terapi yang diinginkan dan kenyamanan pasien.

























BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas kesimpulan yang didapat adalah
  1. Isolasi enzim laktase dari bakteri Lactobacillus achidophylus dilakukan dari fermentasi ragi
  2. Manfaat isolasi enzim dari bakteri Lactocacillus achidophylus adalah untuk memperoleh enzim laktase yang akan digunakan sebagai terapi penyakit intoleransi laktosa
  3. Intoleransi laktosa dengan defesiensi laktosa sekunder yaitu ketika usus halus mengalami kerusakan karena suatu penyakit, operasi, atau  radiasi. Hal ini menyebabkan produksi lactase sebagai pemecah laktosa menjadi terganggu Intoleransi laktosa dapat menyebabkan diare akut.
  4. Penanganan intoleransi laktosa dengan defisiensi laktosa sekunder dapat dilakukan dengan pemberian suplemen enzim laktase dalam bentuk tablet maupun cairan.

DAFTAR PUSTAKA
Alkorkar, S.K., Sajgure, A., Lele, S.S. 2004. LactaseProduction from Lactobacillus acidophilus    World Journal of Microbiology & Biotechnology (2005) 21: 1119–1122
Anonim. 2005. Diagnosis and Test For Lactose Intolerance (cited 25 November 2010).     Available at http://www.foodreactions.org/intolerance/lactose/diagnosis.html.
Anonim. 2006. Lactose Intolerance.National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney        Diseases NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH. USA
Barlianto, Wisnu. 2005. Terapi Sinbiotik Terhadap Diare Akut dengan Intoleransi Laktosa Sekunder.       Available at :http://eprints.undip.ac.id/17773/1/Wisnu_Barlianto.pdf . Opened on : November     25,2010.
Bastin, S. 1997.Lactose Intolerance.University of Kentucky Cooperative Extention Service.
Rusynyk, R.A., Still, C.D. 2001. Lactose Intolerance. S10 • JAOA • Vol 101 • No 4 • Supplement            to April 2001
Schaafsma, G. 1996. Lactose intolerance : Nutritional Implications. TNO-Nutrition and Food       Research Institute.

2 comments:

Zakaria said...

izin copy paste ya

thedfreeze said...

silakan Zack Hoes

sering-sering coment ya...

Post a Comment