7 October 2011

ANALISIS FARMASI II METODE PENGAMBILAN SAMPEL SEDIAAN PADAT DAN TANAH


Proses Sampling Sediaan Padat dan Tanah
a.    Tahapan sampling sediaan padat dengan jurnal yang berjudul Perbandingan Mutu dan Harga Tablet Amoksisilin 500 mg Generik dengan Non Generik yang Beredar di Pasaran”, meliputi :
1.         Menentukan Populasi
Populasi yang dipilih yaitu tablet antibiotik golongan penisilin yang digunakan sebagai pengobatan infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan bakteri negatif.
2.         Menentukan Batasan Sampling
Akibat banyaknya antibiotik golongan penisilin dipasaran, maka dilakukan pembatasan sampel berupa turunannya, salah satunya adalah amoksisilin. Sampel tablet amoksisilin yang digunakan adalah tablet amoksisilin 500 mg yang beredar di pasaran yang terdiri atas tablet generik dan non generik. Tablet generik yang dimaksud apabila sediaan tersebut  terdaftar dengan nama generik contohnya Amoxicillin (Indo Farma), Amoxicillin (Kimia Farma) dan Amoxicillin (Phapros) sedangkan tablet non generik bila sediaan terdaftar dengan nama dagang seperti Bintamox, Corsamox, Dexymox, Farmoxyl, Bellacid, Kalmoxilin, Lapimox, Ethimox, Opimox, Ospamox, Robamox, dan Wiamox. Penggunaan tablet generik dan non generik ini didasarkan pada perbedaan mutu dan harga.
3.         Menentukan Metode Sampling
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang merupakan bagian dari non probability sample. Purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Rozaini, 2003). Dalam jurnal ini sampel diperoleh dari beberapa apotek dimana dipilih berdasarkan pertimbangan kelengkapan tersedianya tablet amoksisislin 500 mg generik dan non generik.
4.         Menentukan Ukuran Sampel yang Diinginkan
Ukuran sampel yang diinginkan adalah tablet amoksisilin 500 mg yang beredar di pasaran yang terdiri atas 3 merk tablet generik dan 12 merk tablet non generik. Sampel tablet tersebut diambil dari apotek dimana setiap sampel terdiri atas 26 tablet.
5.         Merancang Rencana Sampling
Antibiotik golongan penisilin banyak beredar dipasaran sehingga dilakukan pembatasan sampel berupa turunannya, salah satunya adalah amoksisilin. Sampel yang dipilih adalah amoksisilin 500 mg generik dan non generik yang diperoleh dari apotek dengan pertimbangan kelengkapan tersedianya tablet amoksisilin 500 mg generik dan non generik. Penggunaan tablet generik dan non generik ini didasarkan pada perbedaan mutu dan harga. Tablet amoksisilin yang digunakan untuk penelitian diperlukan sebanyak 15 merk sampel dimana setiap sampel terdiri atas 26 tablet.
6.         Sampling dan Pengumpulan Data
Sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 15 merek sampel dimana setiap merk sampel terdiri atas 26 tablet. Dari 15 merk sampel tersebut diantaranya 3 merk sampel tablet amoksisilin generik yaitu Amoxicillin (Indo Farma), Amoxicillin (Kimia Farma) dan Amoxicillin (Phapros) dan 12 merk sampel tablet non generik yaitu Bintamox, Corsamox, Dexymox, Farmoxyl, Bellacid, Kalmoxilin, Lapimox, Ethimox, Opimox, Ospamox, Robamox, dan Wiamox. Hasil pengumpulan data dapat dilihat pada jurnal.

b.   Tahapan Sampling dari jurnal yang berjudul “Stabilitas Kaplet Asam Mefenamat dengan Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan yang Berbeda”, antara lain :
1.         Menentukan Populasi
Di dalam jurnal ini populasi yang digunakan adalah asam mefenamat yang merupakan obat yang rentan terhadap cahaya, dan kelembaban sehingga perlu dilakukan uji stabilitas.
2.         Menentukan Batasan Sampling
Batasan Sampel yang digunakan yaitu kaplet asam mefenamat 500 mg yang disimpan pada kondisi ruang penyimpanan yang baik di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jakarta Barat mulai Juni 2009 sampai Desember 2009.
3.         Menentukan Metode Sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampling acak sederhana (random). Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Metode ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif (Rozaini, 2003).
4.         Menentukan Ukuran Sampel yang Diinginkan
Kaplet asam mefenamat 500 mg diambil dari tujuh Puskesmas di Jakarta Barat mulai Juni 2009 sampai Desember 2009. Sampel diambil sebanyak 50 kaplet dari masing-masing Puskesmas yang dilakukan setiap 3 bulan sekali selama enam bulan .
5.         Merancang Rencana Sampling
Rencana sampling diawali dengan cara menentukan 7 Puskesmas berdasarkan sampling acak sederhana dari 74 Puskesmas di Jakarta Barat. Selanjutnya sampel kaplet asam mefenamat diambil sebanyak 50 kaplet dari masing-masing Puskesmas setiap 3 bulan sekali selama enam bulan yaitu dari Juni 2009 sampai Desember 2009.
6.         Sampling dan Pengumpulan Data
Sampel yang digunakan adalah kaplet asam mefenamat 500 mg masing-masing sebanyak 50 kaplet yang diambil dari tujuh Puskesmas di Jakarta Barat mulai Juni 2009 sampai Desember 2009. Setelah proses sampling kemudian diperoleh data sampel dari evaluasi mutu sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV, meliputi: pemeriksaan fisik kaplet asam mefenamat, pemeriksaan keseragaman ukuran, pemeriksaan kekerasan, pemeriksaan keregasan, pemeriksaan waktu hancur, pemeriksaan keragaman bobot, dan pemeriksaan kadar.

c.    Tahapan sampling dari jurnal yang berjudul “Perbandingan Profil Distribusi Vertikal 137CS di Lapisan Tanah Hasil Pengukuran Terhadap Simulasi”, meliputi :
1.         Menentukan Populasi
        Dalam tahapan pengambilan sampel tanah digunakan populasi lapisan tanah pada hutan lindung yang terletak di Gunung Pangrango – Pancawati - Ciawi.
2.         Menentukan Batasan Sampling
        Batasan sampling yang digunakan yaitu lokasi yang tidak pernah dirusak sejak tahun 1925 (menurut informasi dari Dep. Kehutanan) dimana lokasi penelitian memiliki jenis tanah volkano yang banyak mengandung pasir dan kerikil, serta tumbuhan dengan akar yang kuat dan panjang. Sampel ini termasuk sampel yang heterogen sehingga dilakukan preparasi sampel yang terdiri dari pengeringan sampel tanah, penimbangan, berat total sampel, pengayakan hingga lolos ayakan 1 mm dan penggerusan agar diperoleh sampel yang homogen.
3.         Menentukan Metode Sampling
        Metode sampling yang digunakan adalah sampling secara acak (random). Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Metode ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif (Rozaini, 2003).


4.         Menentukan Ukuran Sampel yang Diinginkan
        Ukuran sampel yang diinginkan sebanyak 5 titik, pemilihan titik percobaan dilakukan secara acak dengan kertinggian yang bervariasi. Dari 5 titik tersebut dianggap mewakili setiap populasi lapisan tanah. Sampel diambil dengan ketebalan setiap lapisan adalah 2 cm sampai dengan kedalaman 24 cm atau 26 cm.
5.         Merancang Rencana Sampling
        Sampel tanah yang digunakan adalah lapisan tanah pada hutan lindung yang terletak di Gunung Pangrango – Pancawati - Ciawi yang tidak pernah dirusak sejak tahun 1925 (menurut informasi dari Dep. Kehutanan). Dimana lokasi penelitian memiliki jenis tanah volkano yang banyak mengandung pasir dan kerikil, serta tumbuhan dengan akar yang kuat dan panjang. Sampel ini termasuk sampel yang heterogen sehingga dilakukan preparasi sampel yang terdiri dari pengeringan sampel tanah, penimbangan, berat total sampel, pengayakan hingga lolos ayakan 1 mm dan penggerusan agar diperoleh sampel yang homogen. Metode sampling yang digunakan adalah sampling secara acak (random). Ukuran sampel yang diinginkan sebanyak 5 titik. Dari 5 titik tersebut dianggap mewakili setiap populasi lapisan tanah. Sampel diambil dengan ketebalan setiap lapisan adalah 2 cm sampai dengan kedalaman 24 cm atau 26 cm.
6.         Sampling dan Pengumpulan Data
        Setelah semua lokasi yang dibutuhkan ditentukan, maka pengambilan sampel tanah dilakukan. Untuk pengambilan sampel di hutan digunakan alat bernama scraper. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan penambahan setiap lapisan adalah 2 cm hingga kedalam 20 cm sampai dengan 26 cm. Sebanyak 5 titik pengambilan sampel telah dipilih di hutan lindung Pancawati, pemilihan titik percobaan dilakukan secara acak dengan kertinggian yang bervariasi. Titik-titik penggambilan sampel tersebut adalah Pangrango I (ketinggian 1000 m dpl), Pangrango II (1100 m dpl), Pangrango III (1190 m dpl), Pangrango IV (945 m dpl) dan Pangrango V (1030 m dpl).

d.   Tahapan sampling dari jurnal yang berjudul “Sifat Fisik Tanah dan Kemampuan Tanah Meresapkan Air pada Lahan Hutan, Sawah, dan Permukiman”, meliputi :
1.         Menentukan Populasi
Populasi dari sampel yang digunakan yaitu tanah pada lahan hutan, sawah, permukiman, kebun campuran, dan rumput di daerah DAS Kreo Semarang.


2.         Menentukan Batasan Sampling
        Batasan sampling yang digunakan adalah tanah yang berasal dari 3 wilayah yaitu Kota Semarang, Kabupaten Ungaran, dan Kabupaten Kendal pada bulan Januari 2007 sampai bulan April 2007. Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah tidak terusik.
3.         Menentukan Metode Sampling
Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada berbagai tipe penggunaan lahan meliputi hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, dan rumput. Purposive sampling merupakan bagian dari non probability sample. Purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Rozaini, 2003).
4.         Menentukan Ukuran Sampel yang Diinginkan
Ukuran sampel sebanyak 15 sampel tanah pada lahan sawah, hutan, permukiman, kebun campuran, dan rumput.
5.         Merancang Rencana Sampling
        Sampel yang digunakan yaitu tanah pada lahan hutan, sawah, permukiman, kebun campuran, dan rumput di daerah DAS Kreo Semarang. Batasan sampling yang digunakan adalah tanah yang berasal dari 3 wilayah yaitu Kota Semarang, Kabupaten Ungaran, dan Kabupaten Kendal pada bulan Januari 2007 sampai bulan April 2007. Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah tidak terusik. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada berbagai tipe penggunaan lahan dengan ukuran sampel sebanyak 15 sampel tanah.
6.         Sampling dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data sifat fisik tanah dilakukan dengan sampling sebanyak 15 sampel tanah. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling pada berbagai tipe penggunaan lahan meliputi hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, dan rumput. Penentuan lokasi berdasarkan peta unit evaluasi yaitu overlay antara peta tanah dan peta penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah tidak terusik. Selanjutnya sampel tanah dianalisis di laboratorium tanah.




DAFTAR PUSTAKA

Harianto, Sabarijah W., dan Fitri Transitawuri. 2006. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 3, Desember 2006, 127 – 142. Perbandingan Mutu dan Harga Tablet Amoksisilin 500 mg Generik dengan Non Generik yang Beredar di Pasaran. Depok : Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia.

Indrawati, Teti dan Nopie Kartika Sari. 2010. Makara, Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Desember 2010: 75-80. Stabilitas Kaplet Asam Mefenamat dengan Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan yang Berbeda. Jakarta Selatan : Program Studi Farmasi, FMIPA Institut Sains dan Teknologi Nasional.

Setyowati, Dewi Liesnoor. 2007. Jurnal Geografi Volume 4 No. 2 Juli 2007. Sifat Fisik Tanah dan Kemampuan Tanah Meresapkan Air pada Lahan Hutan, Sawah, dan Permukiman. Jurusan Geografi FIS UNNES.

Suhartini, Nita. 2006. Makara, Sains, Vol. 10, No. 2, November 2006: 89-95. Perbandingan Profil Distribusi Vertikal 137cs di Lapisan Tanah Hasil Pengukuran Terhadap Simulasi. Jakarta : Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN.






widgets
































0 comments:

Post a Comment