25 June 2011

ASSAI MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI


 

ASSAI MIKROBIOLOGI


 

I. PENDAHULUAN


 

1.1. Latar Belakang

Assei mikrobiologi dilakukan dengan menggunakan metode kertas saring (Kirby and Bauer). Pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat atau dicegah dengan menggunakan dengan menggunakan zat-zat kimia, seperti fungisida, bakterisida, insektisida, dll. Dengan perlakuan fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang tinggi, dll. Dan dengan perlakuan biologis seperti menggunakan mikroorganisme lain sebagai antagonis. Sifat antagonis ini biasanya disebabkan oleh adanya hasil metabolisme yang berupa senyawa kimia atau enzim yang dapat mengahambat pertumbuhan seperti antibiotik. (Kawuri dkk., 2007)

Antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroba yang menyebabkan infeksi pada manusia. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masing-masing dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisida bila kadar antimikroba ditingkatkan melebihi KHM (Mazni, 2008)

Antibiotik merupakan golongan senyawa kimia, baik alami maupun sintetik, yang dapat mengahambat pertumbuhan dan reproduksi dari berbagai bakteri dan jamur. Berdasarkan toksisitasnya, antibiotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisida. Antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan mikroba sedangkan antibiotik dengan aktivitas bakterisida bersifat membinasakan mikroba lain (Sucipto, 2008)

Prinsip metode difusi uji potensi yang berdasarkan pengamatan luas daerah hambatan pertumbuhan bakteri karena berdifusinya antibakteri dari titik awal pemberian kedaerah difusi. Dalam metode ini, ada beberapa cara yaitu cara Kirby Bauer. Yaitu bakteri dengan konsentrasi 108 CFU/ml dioleskan pada permukaan media agar hingga rata kemudian diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik diatasnya. Pada metode difusi dikenal dua macam pengertian, yaitu:

1) Zona Radikal: Suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri tersebut diukur dengan menggunakan diameter dari zona radikal tersebut.

2) Zona irradikal: Suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan. Disini akan terlihat pertumbuhan yang kurang subur dibanding daerah diluar pengaruh antibakteri tersebut (Mazni, 2008).


 

1.2. Tujuan

  1. Untuk mengetaui pengaruh beberapa antibiotik dalam pertumbuhan bakteri.
  2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan antibiotik dalam menghambat dan membunuh bakteri.
  3. Untuk membandingkan sampel antibiotik yang lebih baik dalam menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

II. MATERI DAN METODE


 

    Pertama-tama disiapkan biakan Staphylococus aureus dan E. Coli, media NA tegak yang telah dicairkan dan didinginkan hingga suhu 400 C, serta cakram kertas saring yang telah direndam dalam antibiotik dalam beberapa konsentrasi (100 ppm, 1000 ppm, dan 10.000 ppm). Antibiotik yang digunakan adalah Erithromycin, Amoxicilin, Bactoprim, Tetracycline, Chloramphenicol, dan Amphicylin. Perlakuan masing-masing antibiotika sama.Perlakuan yang dilakukan untuk masing-masing antibiotika adalah\: pada dua cawan petri steril yang telah dibagi empat dan ditandai, secara aseptis dimasukkan masing-masing 1 mL suspensi biakkan bakteri Staphylococus aureus dan E. Coli, lalu segera tambahkan media NA tegak ke dalam petri dan digoyangkan, ditunggu hingga membeku. Lalu dimasukkan cakram kertas saring yang telah direndam dalam antibiotik tersebut ke dalam petri sesuai dengan tanda yang telah diberikan. Cawan selanjutnya diinkibasi pada suhu 30-320 C selama 24 jam. Selanjutnya, diamati daerah (zona bening) di sekitar cakram kertas saring.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


 

3.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan

Jenis Antibiotik 

Bakteri 

Konsentrasi 

100 ppm 

1000 ppm 

10.000 ppm 

Kontrol 

Eritromycin 

E 

1.67

1.78

1.82

0

S 

0

0.83

0.93

0 

Amoxicylin 

E 

0

0

1.57

0 

S 

0

1.37

5.07

0 

Bactoprim 

E 

0

0

1.33

0 

S 

0

1.73

2.03

0 

Tetracycline 

E 

0

0

1.35

0 

S 

2.1

2.87

4.27

0 

Chloramphenicol 

E 

0

1.56

2.4

0 

S 

1.23

1.3

2.8

0 

Amphicylin 

E 

0

0

0

0 

S 

0

2.33

4.00

0 

    Zona bening dihitung dengan mengukur diameter zona bening sebanyak tiga kali dan dihitung rata-rata dari ukuran tersebut (cm). Sebagai contoh perhitungan zona bening bakteri E. coli dengan Bactoprim konsentrasi 10.000 ppm


 

Zona Bening = cm


 


 


 


 


 


 

3.2 Pembahasan

    Praktikum assai mikrobiologi bertujuan untuk menguji kemampuan suatu antibiotik untuk menghambat ataupun membunuh bakteri gram positif ataupun negatif dalam beberapa konsentrasi. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode kertas saring (Kirby-Bauer). Antibiotik yang digunakan adalah Eritromycin, Amoxicylin, Bactoprim, Tetracycline, Chlorampenicol, dan Amphicilin. Konsentasi yang digunakan adalah 100 ppm, 1000 ppm, dan 10.000 ppm pada masing-masing antibiotik, dan kontrol yang seluruhnya menunjukkan hasil negatif yang digunakan sebagai pembanding.

    Untuk antibiotik Eritromycin, setelah media diinkubasi selama 24 jam pada bakteri E. coli, zona bening yang didapatkan pada konsentrasi 100 ppm adalah 1.67 cm, pada konsentrasi 1000 ppm adalah 1.78 cm, dan pada 10.000 ppm adalah 1.82. Sedangkan pada bakteri Staphylococcus aureus hanya pada konsentrasi 1000 ppm dan 10.000 ppm menghasilkan zona bening, yaitu 0.83 cm pada 1000 ppm dan 0.93 cm pada 10.000 ppm. Untuk antibiotik Amoxicylin pada bakteri E. coli, zona bening hanya dapat dilihat pada konsentrasi 10.000 ppm sebesar 1.57 cm. Sedangkan 100 ppm dan 1000 ppm menunjukkan hasil yang negatif. Pada bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1000 ppm menghasilkan zone bening 1.37 cm, dan pada konsentrasi 10.000 ppm menghasilkan zona bening sebesar 5.07 cm. Untuk antibiotik Bactoprim, pada bakteri E. coli, zona bening hanya dapat diukur pada konsentrasi 10.000 ppm sebesar 1.35 cm dan pada Staphylococcus aureus pada 1000 ppm zona bening yang dapat diukur sebesar 1.73 cm, dan pada konsentrasi 10.000 ppm zona bening yang terukur adalah 2.03 cm.

Untuk Tetracycline, pada bakteri E.coli zona bening yang didapat sebesar 1.35 cm. Sedangkan pada Staphylococcus aureus, pada 100 ppm didapat zona bening sebesar 2.1 cm, 1000 ppm sebesar 2.87 cm, 10.000 ppm sebesar 4.27 cm . Untuk Chloramphenicol, pada bakteri E. coli pada konsentrasi 1000 ppm zona bening yang didapat adalah 1.56 cm dan pada 10.000 ppm adalah 2.4 cm. Sedangkan pada Staphylococcus aureus zona bening pada konsentrasi 100 ppm adalah 1.3 cm, pada 1000 ppm 1.3 cm dan pada 10.000 ppm sebesar 2.8 cm. Untuk Amphicilin, pada bakteri E. coli didapatkan hasil yang negatif pada semua konsentrasi. Sedangkan pada Staphylococcus aureus, pada konsentrasi 1000 ppm zona bening yang didapat sebesar 2.33 cm, dan pada 10.000 ppm didapat sebesar 4.00 cm. Dari data tersebut didapat bahwa semakin besar konsentrasi, maka kemampuan dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Satuan ppm (part per million) atau bpj (bagian per juta), jadi semakin tinggi konsentrasi, maka jumlah antibiotik yang digunakan semakin banyak dan kemampuannya untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri semakin besar.

Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip (Anonim a, 2007). Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V, merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk penyakit-penyakit seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram positif (Staphilococcus dan Streptococcus) (Okta, 2010). Berdasarkan pustaka Amoxicylin dan Amphicilin berasal dari satu golongan yaitu Penicilin dengan mekanisme kerja yang sama. Pada pustaka dikatakan bahwa golongan ini hanya mampu untuk membunuh bakteri gram positif, namun pada prakteknya Amoxicylin dapat membunuh bakteri gram negatif (E. coli), hal ini disebabkan karena konsentrasi antibiotik yang digunakan sangat tinggi. Sedangkan untuk Amphicilin dikatakan bahwa Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negative (Okta, 2010), namun pada praktikum, E.coli tidak menunjukkan hasil positif. Hal tersebut dimungkinkan karena antibiotik yang digunakan tidak dalam keadaan baik.

Macrolide, meliputi Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid dan efektif baik untuk kuman gram positif maupun gram negatif. Antibiotika ini dihasilkan oleh Streptomyces erythreus dan digunakan untuk pengobatan akne. Eritromisin berikatan dengan ribosom 50S bakteri dan menghalangi translokasi molekul peptidil-tRNA dari akseptor ke pihak donor, bersamaan dengan pembentukan rantai polipepetida dan menghambat sintesis protein (Anonim b, 2008). Jika dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan pustaka, hasil yang didapat sudah sesuai.

Bactoprim mengandung Trimethoprim dan Sulfamethoxazole. Struktur sulfonamida mirip dengan para-aminobenzoic acid (PABA) dan bersaing dengan zat tersebut selama sintesis asam folat (Anonim b, 2008). Sulfamethoxazole bertindak sebagai substrat-inhibitor palsu sintetase dihydropteroate. Sulfonamides seperti sulfametoksazol adalah analog dari asam p-aminobenzoic (PABA) dan inhibitor kompetitif enzim yang menghambat produksi asam dihydropteroic . Trimethoprim bertindak sebagai penghambat asam dihydrofolic menjadi asam tertrahydrofolic dengan meginhibisi dihydrofolate reductase sehingga bakteri tidak dapat membentuk asam folat. Bakteri yang dihambat adalah gram positif dan negatif (Anonim c, -). Praktikum yang dilakukan telah sesuai dengan pustaka.

Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein. Chloramphenicol merupakan antibiotik bakteriostatis yang menghambat sintesis protein dan biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman Salmonella. Kedua antibiotic ini digunakan untuk pengobatan bakteri gram positif dan gram negatif
(Okta, 2010).

Jika dilihat dari hasil yang didapat, antibiotik yang baik digunakan dalam pengobatan bakteri gram negatif adalah Eritromycin, karena pada dosis atau konsentrasi yang sedikit sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Sedangkan yang baik digunakan untuk pengobatan bakteri gram positif yaitu Tetracycline dan Chloramphenicol, karena pada dosis yang sedikit sudah mampu menghambat atau membunuh bakteri tersebut. Namun jika dilihat dari kuantitasnya untuk membunuh bakteri, antibiotik yang baik untuk gram negative adalah Eritrimycin, sedangkan untuk gram positif adalah Tetracycline. Namun pemberian obat juga harus didasarkan pada banyak hal misalnya efek samping dan kontraindikasinya.


 


 


 


 


 


 


 


 

IV. KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Antibiotika mempengaruhi pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam cara yaitu dengan menghambat pembentukan dinding peptidoglikan, menghambat sintesis protein dan menghambat pembentukan asam folat.
  2. Berdasarkan toksisitasnya, antibiotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisida. Antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan mikroba sedangkan antibiotik dengan aktivitas bakterisida bersifat membinasakan mikroba lain.
  3. Jika dilihat dari hasil yang didapat, antibiotik yang baik digunakan dalam pengobatan bakteri gram negatif adalah Eritromycin,. Sedangkan yang baik digunakan untuk pengobatan bakteri gram positif yaitu Tetracycline dan Chloramphenicol.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2007. Amoxicilin

Available at : http://www.blogdokter.net/2007/08/30/amoxicillin/

Opened on : 2010 April 24


 

Anonim b. 2008. Antibiotika Topikal

    Available at : http://mariasonhaji.wordpress.com/2008/12/03/antibiotika-topikal/

    Opened on : 2010 April 24


 

Anonim c. -. Co-Trimoxazole

    Available at : http://en.wikipedia.org/wiki/Co-trimoxazole

    Opened on : 2010 April 24


 

Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Biologi F. MIPA UNUD : Bukit Jimbaran


 

Mazni, Robi. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri

\    Available at : http://etd.eprints.ums.ac.id/4069/1/K100040158.pdf

    Opened on : 2010 April 24


 

Okta. 2010. Antibiotik : Mekanisme Cara Kerja dan Klasifikasinya

Available at : http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/antibiotik-mekanisme-cara-kerja-dan-klasifikasinya/

Opened on : 2010 April 24


 

Sucipto, Hilda. 2008. Analisis Fungsional

Available at : http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123993-KIM.043-08-Analisis%20Fungsional-Literatur.pdf

Opened on : 2010 April 24


 


 


 


 


 


 

0 comments:

Post a Comment