25 June 2011

laporan mikrobiologi

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI


 

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM


 


 

  1. PENDAHULUAN


     

    1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan. Pemeriksaan secara mikrobiologi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. (Kawuri dkk., 2007).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologis umumnya ditujukan pada kehadiran bakteri indikator coliform dan fecal coliform. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Krisna, 2005). Bakteri coliform dapat dibedakan atas 2 grup yaitu : (1) coliform fekal, misalnya Escherichia coli, dan (2) coliform non-fekal, misalnya Enterobaster aerogenes (Fardiaz, 1993). Coliform fekal adalah bakteri coliform yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Sedangkan coliform non-fekal adalah bakteri coliform yang ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati.

Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Kawuri, dkk. 2007). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT) (Wakhid, 2009).


 

1.2 Tujuan

  1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air.
  2. Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dan E.Coli dalam sampel air.


 

II. MATERI DAN METODE


 

Pada praktikum pemeriksaan kualitas air, sampel yang digunakan adalah air sumur, air PAM, air sungai, air limbah, air isi ulang, dan air dari sumber mata air. Pada uji dugaan dipipet 10 ml sampel dan dimasukkan ke dalam tiga seri tabung reaksi yang berisi medium laktose konsentrasi ganda (double). Kemudian dipipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml sampel dan dimasukkan masing-masing ke dalam tiga seri tabung reaksi yang berisi medium laktose konsentrasi normal (single). Khusus untuk sampel air limbah dan air sungai terlebih dahulu dikalukan pengenceran. Air limbah diencerkan hingga faktor pengenceran 10-2 sedangkan pada air sungai dilakukan pengenceran hingga faktor pengenceran 10-1. Kemudian dilakukan diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya gas dalam tabung durham. Selanjutnya dilakukan uji penetapan yaitu tabung yang menunjukkan hasil positif pada uji dugaan diinokulasikan ke dalam medium BGBB dengan cara mengambil 1 tetes dengan menggunakan jarum ose. Diinkubasi selama 24 jam, hasil positif ditunjukkan dengan adanya gas pada tabung Durham. Tabung yang menunjukkan hasil positif kemudian ditanam pada medium Endo Agar atau EMBA dengan cara digesekkan menggunakan jarum ose. Diinkubasi pada suhu 37o C selama 48 jam. Hasil positif sampel menggandung bakteri golongan coli ditunjukan dengan adanya koloni berwarna kehijauan yang mengkilat.


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil

Hasil pengamatan terlampir.

  1. Pembahasan

    Pada praktikum pemeriksaan kualitas air sampel yang digunakan adalah air sumur, air PAM, air sungai, air limbah, air isi ulang dan air dari sumber mata air. Pertama-tama dilakukan uji dugaan (presumtive test). Pada tahap ini dibuat media dengan konsentrasi berbeda yaitu konsentrasi ganda (double) dan konsentarsi normal (single). Sampel sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam media konsentrasi ganda karena diduga akan ada lebih banyak bakteri sehingga diperlukan lebih banyak nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkannya. Hasilnya, bila sampel air positif mengandung bakteri akan ditunjukkan dengan kekeruhan dan adanya gas pada tabung durham. Gas yang terbentuk adalah gas CO2 yang berasal dari proses sfermentasi laktosa oleh sel bakteri gram negatif golongan Coliform (Lim,1988) atau kemungkinan lain gas tersebut berasal dari sel-sel ragi atau dari mikroorganisme gram positif lainnya (Dwidjoseputro,2003).

    Bakteri non-coliform dalam metabolismenya juga memproduksi gas (Black, 1998) maka untuk memastikan keberadaan bakteri Coliform dilakukanlah uji penetapan. Tabung yang menunjukan hasil positif pada uji dugaan ditumbuhkan pada media BGBB (Briliant Green Bile 2% Broth) yang merupakan media selektif karena kandungan empedunya akan meningkatkan pertumbuhan bakteri gram negatif Coliform, namun kandungan hijau berliannya akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dengan jalan merusak dinding selnya (Alcamo,1999). Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan dengan metode MPN, pada air sumur, air PAM, air limbah, dan sumber mata air menghasilkan gas pada tabung durham dan diperoleh jumlah perkiraan bakteri Coliform pada air sampel sebanyak 1100 MPN/100 ml. Banyaknya jumlah bakteri coliform pada air PAM kemungkinan disebabkan karena pada saat pengambilan sampel yang dilakukan tidak pada air mengalir serta penempatan air sampel tidak pada wadah yang bersih. Sedangkan pada air sumur disebabkan karena adanya kontaminasi dari lingkungan sekitar. Sumber mata air pada umumnya keluar dari dalam tanah, tanah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri sehingga sumber mata air banyak mengandung mikroba (Dwidjoseputro,2003).

    Selanjutnya tabung yang menunjukkan hasil positif digesekkan pada permukaan medium Endo Agar (EMBA) yang mengandung zat pewarna eosin dan metilen blue, pada bakteri gram positif campuran zat warna ini akan semakin menghambat pertumbuhan sedangkan pada Eschericia coli kedua zat warna ini akan terakumulasi pada koloninya dalam suasana asam dan akan memberikan warna kehijauan mengkilat yang khas sebagai hasil positif adanya bakteri E. coli (Black,1999). Hasil pengamatan menunjukan bakteri Eschericia coli hanya terdapat pada sampel air PAM dan air sungai yaitu sebanyak 3 MPN/100 ml berarti sampel ini sudah terkontaminasi dan kurang layak untuk dikonsumsi. Tingginya jumlah bakteri Eschericia coli pada air PAM kemungkinan disebakan kesalahan pada saat pengambilan sampel yang dilakukan tidak pada air mengalir serta penempatan air sampel tidak pada wadah yang bersih.


     


     


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan


 

  1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air. Uji kualitatif coliform terdiri dari uji dugaan (presumptive test) dan uji penetapan (confirmed test)
  2. Dari hasil pengamatan sampel air yang diujikan dideteksi adanya bakteri E.Coli pada sampel air sungai dan air PAM sehingga air tersebut sudah terkontaminasi dan kurang layak untuk dikonsumsi.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Alcamo, I.E. 1996. Fundamental of Microbiology, 5th Edition. New York : Addison Wesly Longman, Inc


 

Black, J.G.. 1999. Microbiology Principles and Exploration. Prentice Hall International,     Inc.. New Jersey.


 

Dwidjoseputro, D.2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan.


 

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama    


 

Kawuri, R., Y. Ramona, dan Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi

Umum Jurusan Farmasi. Bukit Jimbaran : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F. MIPA UNUD :


 

Krisna, 2005. Ada coliform di water tap ITB?

Available at    : http://www.itb.ac.id/news/557.xhtml

Opened at    : 30 April 2011


 

Lim,D. 1998. Microbiology 2nd edition. United States of America : McGraw Hill


 

Wakhid, abdul. 2009. Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Makanan dan Minuman dengan Menggunakan Metode MPN

Available at    : http://abdul-wakhid.blogspot.com/2009/12/coliform.html

Opened at    : 30 April 2011


 


 

0 comments:

Post a Comment