25 June 2011

MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI


 

PEMERIKSAAN JAMUR


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. PENDAHULUAN


     

    1.1 Latar Belakang

    Jamur merupakan salah satu mikroorganisme eukariot yang berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding sel terdiri dari selulosa, kitin atau keduanya (Kawuri dkk., 2007). Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual maupun secara seksual. Secara aseksual jamur berkembang biak dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora. Spora aseksual dibentuk dalam jumlah yang besar dimana spora aseksual terdapat beberapa macam yaitu konidiaspora, sporangiospora, oidium, klamidiospora, dan blastospora. Secara seksual jamur berkembang biak dengan peleburan nukleus dari kedua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, sedangkan pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya (Pelczar dan Chan, 2008).

    Jamur memerlukan kondisi kelembaban yang tinggi, persediaan bahan organik, dan oksigen untuk pertumbuhannya. Lingkungan yang hangat dan lembab akan mempercepat pertumbuhan jamur. Jamur tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang mengandung banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi dan kondisi asam yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2008).


     

1.2 Tujuan

  1. Untuk mengetahui morfologi koloni jamur yang ditemukan pada sampel secara makroskopik.
  2. Untuk mengetahui morfologi dan karakteristik jamur yang ditemukan pada sampel secara mikroskopik.


 


 


 

II. MATERI DAN METODE


 

Pada praktikum ini pengamatan jamur dilakukan secara tidak langsung dengan menanam biakan pada media NA tegak. Cawan petri yang sudah terdapat medium NA didalamnya dibagi menjadi empat bagian. Kemudian sampel diiris kecil-kecil dan diletakkan di keempat bagian tersebut. Cawan petri tersebut lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil positif jika bakteri tumbuh pada seluruh permukaan media dan hasil negatif menunjukan bakteri hanya tumbuh pada daerah sampel saja.

    Bila hasil positif, dilakukan pengamatan morfologi jamur dengan mikroskop. Hyfa yang tumbuh pada cawan petri tadi diambil sedikit dan diletakkan diatas gelas objek. Kemudian ditetesi lactofenol dan ditutup dengan penutup gelas. Sebanyak satu tetes minyak emersi ditambahkan diatas penutup gelas lalu diamati dibawah mikroskop. Bila hasil negatif, jamur yang tumbuh disekitar sampel dibiakkan kembali dalam cawan petri berisi medium NA baru dan diisolasi selama pada suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop seperti pada hasil positif.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. HASIL DAN PEMBAHASAN


     

  1. Hasil (Terlampir)


     


Gambar 1. Pengamatan jamur pada mikroskop

(pembesaran 100 x 10)


 


Gambar 2. Pengamatan makroskopik warna sebalik koloni


 


Gambar 3. Pengamatan makroskopik warna koloni


 


 


 


 


 

  1. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan koloni jamur secara makroskopis dan mikroskopis pada sampel yaitu kacang tanah. Jamur merupakan salah satu mikroorganisme eukariot yang berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang (hifa) bercabang-cabang dengan dinding sel terdiri dari selulosa, kitin atau keduanya (Kawuri dkk., 2007). Hifa dapat bersekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti benang (filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi koloninya dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa jenis bakteri yang koloninya mirip jamur. Koloni kapang memiliki keragaman warna yang muncul dari sporanya (Anonim, 2008). Ciri-ciri jamur tersebut akan diamati pada praktikum ini.

Adapun sampel jamur pada kacang tanah yang digunakan sebelumnya telah diinkubasi, yang mana setelah inkubasi jamur tersebut, dapat dilihat secara makroskopis koloni jamur yang berupa benang berwarna hitam dan warna sebalik koloni adalah putih kekuningan. Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembeseran 40x10 yang terlihat hanyalah bentuk hypanya saja. Kemungkinan hal ini disebabkan karena jamur tersebut belum tumbuh secara sempurna mengingat pada prosedur percobaan inkubasi seharusnya dilakukan selama 1-2 minggu sedangkan pada praktikum ini inkubasio hanya dilakukan selama 4 hari. Apabila diamati pada gambar dengan pembesaran 100x10 yang diperoleh kemungkinan hypa dan ktak spora yang teramati merupakan hypa dan kotak spora dari jamur yang termasuk ke dalam genus Aspergillus. Dari pengamatan mikroskopis terlihat gambar seperti pada hasil pengamatan.

Gambar tersebut kemudian dicocokkan dengan pustaka : konidiofor berwarna kehijauan panjang mencapai 123 ìm, konidia berbentuk bulat, ukuran iameter 3,4 ìm , vesikula berbentuk bulat. Fialida terbentuk langsung pada vesikula atau metula ukuran 6,6 x 3 ìm (Jawetz et all., 1996). Dapat diketahui bahwa jamur pada sampel kacang tanah merupakan Aspergillus flavus. Spesies Aspergillus flavus banyak ditemukan pada kacang-kacangan terutama kacang tanah , rempah-rempah dan bjii yang mengandung bahan minyak. Kapang ini potensial menghasilkan racun aflatoksin (Rao, 1994). Pada gambar tersebut terlihat bagian-bagian dari Aspergillus flavus yaitu konidifor yang berwarna kehijauan, vesikula berbentuk bulat, konidia yang berbentuk bulat dan dengan spora yang menyebar. Menurut Gandjar (1999), Aspergillus flavus memiliki ciri kepala khas berbentuk bulat kemudian merekah menjadi beberapa kolom dan berwarna hijau kekuningan, konidiofor berwarna hialin, kasar, vesikula membentuk bulat hingga membulat, konidia membentuk bulat hingga membulat.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

IV. PENUTUP


 

4.1. Kesimpulan

  1. Secara makroskopis yang diamati adalah bentuk koloni yang berupa benang berwarna hitam dan warna sebalik koloni adalah putih kekuningan
  2. Secara mikroskopis teramati konidifor yang berwarna kehijauan, vesikula berbentuk bulat, konidia yang berbentuk bulat dan dengan spora yang menyebar.


     


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Anonim. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.


 

Gandjar, Indrawati dkk. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta


 

Jawetz, Melnick dan Aldberg. 1996. Mikrobologi Kedokteran (Medical Microbiology) edisi 16. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta


 

Kawuri, R., Y. Ramona, dan Darmayasa. 2007. Bahan Ajar Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Bukit Jimbaran


 

Pelczar, M., E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiology. UI Press. Jakarta.


 

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta


 

Rao, S. 1994. Mikrobiologi tanah dan pertumbuhan tanaman. UI Press, Jakarta.


 


 


 


 


 

0 comments:

Post a Comment