22 June 2012

KIMIA KLINIK Uji Kualitatif Protein Dalam Urine


1.      Uji Kualitatif Protein Dalam Urine
2.1              Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam urin dengan metode tes rebus dan tes carik celup urine.

2.2              Metode yang Digunakan
Tes Rebus dan Tes Carik Celup Urine

2.3              Prinsip Pemeriksaan
Uji kualitatif protein dalam urine dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu tes rebus, reaksi heller, dan dengan SSA (sulfosalicylic acid).

Tes Rebus
Dilakukan dengan merebus urine dalam suasana asam menggunakan asam asetat 6%, dimana prinsip dari metode ini adalah protein dalam suasana asam lemah apabila dipanaskan akan mengalami denaturasi dan terjadi endapan.
Tes Carik Celup Urine
Dipstick (tes carik celup) adalah strip reagen berupa strip plastic tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Terdapat berbagai reagen strip yang dapat digunakan dalam berbagai uji kimia antara lain glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit.
a.    Glukosa
Untuk mengukur glukosa urin, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD), dan zat warna.
b.    Protein
Dipstick mendekati protein dengan indicator warna Bromphenol biru, yang sensitive terhadap albumin tetapi kurang sensitive terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.
c.    Bilirubin
Berdasarkan reaksi diazo antara bilirubin dengan garam diazonium dalam suasana asam membentuk warna azobilirubin.
d.   Urobilinogen
Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau disababkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.
e.    pH
Berdasarkan prinsip double indicator yang mengandung metal merah, PP, BTB sehingga memungkinkan perubahan warna dari jingga, hijau sampai biru pada daerah 5-9.
f.     Berat jenis
Berdasarkan pada perubahan warna reagen dari biru hijau ke hijau kekuningan tergantung pada konsentrasi ion dalam urine
g.    Darah
Berdasarkan aktivitas pseudoperoxidatif hemoglobin yang mana katalisis reaksi dari dispropil benzene dihidroperoksid dan 3,3’,5,5’-tetrametilbenzidin, hasilnya mulai dari orange sampai hijau.

h.    Keton
Pemeriksaan keton dengan pereaksi nitroprussida berdasarkan prinsip tes lugol, yaitu dalam suasana basa, asam asetoasetat akan bereaksi dengan Na. nitroprussida menghasilkan warna ungu.
i.      Nitrit
Berdasarkan reaksi griess, nitrit akan bereaksi dengan sulfonamide aromatic membentuk garam diazonium membentuk zat warna azo.
j.      Leukosit
Berdasarkan prinsip leukosit esterase dalam urine yang dapat menghidrolisa suatu ester (indoxyl ester) menjadi alcohol dan asma. Cincin aromatic dalam alcohol (indoxyl) akan berpasangan dengan garam diazonium membentuk zat warna diazo.

2.4              Alat dan Bahan
a.      Alat
Tabung reaksi
Alat pemusing
Api bunsen
Beaker glass

b.      Bahan
Asam asetat 6%
Sampel urine
Reagen strip

2.5              Cara Kerja
a.      Tes Rebus
Diambil sebanyak 3 mL sampel urin yang sudah dipusingkan
Dimasukkan ke dalam tabung
Dipanaskan diatas api bunsen hingga mendidih
Bila terbentuk endapan, kemungkinan disebabkan oleh fosfat
Kemudian ditambahkan 3 tetes asam asetat 6 %, dipanaskan kembali sampai mendidih
Dibiarkan dingin dan kemudian dilakukan pembacaan hasil berdasarkan tabel dibawah ini :
-
Tetap jernih dibandingkan urine kontrol
+1
Tampak kekeruhan minimal, dimana huruf cetak pada kertas masih dapat terbaca, menembus kekeruhan ini (kuantitatif ̴  0,01- 0,059%)
+2
Kekeruhan nyata dengan butir-butir halus, garis tebal dibaliknya masih dapat terlihat (kuantitatif ̴  0,05- 0,209%)
+3
Tampak gumpalan -gumpalan nyata (kuantitatif ̴  0,2- 0,509%)
+4
Tampak gumpalan -gumpalan besar dan membeku (kuantitatif > 0,059%)

b.      Tes Carik Celup Urine
Diambil satu strip yang diperlukan dari wadah dan wadah segera ditutup.
Strip reagen dicelupkan sepenuhnya ke dalam urine selama dua detik
Dihilangkan kelebihan urine dengan menyentuh strip ditepi wadah specimen atau dengan meletakkan strip diatas secarik kertas tisu
Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol atau wadah reagen strip.

2.6              Hasil Pemeriksaan & Interpretasi Hasil
a.      Tes Rebus
-        Sebelum ditambahkan asam asetat 6% tidak terbentuk endapan, maka kemungkinan tidak terdapat fosfat dalam urine.
-        Setelah ditambahankan asam fosfat 6% dan dipanaskan terbentuk endapan.
-        Setelah didinginkan pada tabung reaksi terlihat gumpalan-gumpalan nyata dan reaksi positif 3
b.      Tes Carik Celup Urine
Protein : reaksi positif 2.

2.7              Pembahasan
Pengujian kualitatif protein dalam urin dilakukan dengan merebus urine dalam suasana asam menggunakan asam asetat 6%, reaksi positif jika muncul endapan atau kekeruhan pada larutan uji. Hasil dari tes rebus dari pengamatan berdasarkan tabel didapat hasil +3 pada sampel urine, dimana tampak gumpalan-gumpalan nyata (kuantitatif ~ 0,2- 0,50 g%). Urine yang terlalu banyak menngandung protein disebabkan adanya gangguan kerja pada proses urinasasi.
Selain dengan metode tes rebus, protei urine juga ditentukan memalui tes carik celup. Prinsip dari strip tes ini yaitu protein-error-indikator (bromfenol biru). Pada pH konstan perubahan warna dari tes strip dikarenakan adanya protein dalam urin. Untuk uji positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari hijau menjadi hijau-biru sedangkan untuk uji negative rentang warnanya yaitu dari kuning ke kuning-hijau (Anonim a, 2008).  Terlihat seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 1 : Interpretasi strip tes adanya protein dalam urin

Penilain Hasil Pada Tes Strip Urin
Negatif  ( - )      : Tidak terjadi perubahan warna
Positif 1 (1+)    : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau (± 0,3 gr/L)
Positif 2 (2+)    : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau tua (±
                            1,0gr/L)
Positif 3 (3+)    : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru (± 3,0 gr/L)
Positif 4 (4+)    : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua
                            (±20,0gr/L)
(Anonim b, tt)
Dari hasil yang diperoleh pada percobaan menunjukkan hasil positif 2 (2+). Hal ini menunjukkan terdapat protein pada urine berkisar ± 1,0 gr/L. Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes melitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel. Strip tes sangat sensitive untuk uji adanya albumin dan relative tidak sensitive terhadap globulin dan Bence-Jones protein (Cheryl S, et al., 2003).

0 comments:

Post a Comment