Uji Kadar Albumin Serum : Metode Biuret
5.1
Tujuan
Untuk
mengetahui kadar albumin dalam serum atau plasma degan metode biuret
5.2
Metode
yang Digunakan
5.3
Prinsip
Pemeriksaan
Serum atau plasma yang mengandung albumin bila
direaksikan dengan pereaksi biuret maka akan terbentuk kompleks berwarna biru
atau ungu yang dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometri visible pada
panjang gelombang 540-546 nm. Pada praktikum ini, panjang gelombang yang
digunakan adalah 546 nm.
5.4
Alat
dan Bahan
a.
Alat
Tabung
reaksi
Rak
tabung reaksi
Gelas
beaker
Pipet
tetes
Pipet
mikro
Sentrifugator
Spektrofotometer
b.
Bahan
Larutan
natrium sulfit 25%
Sampel
Serum atau plasma
Eter
Standar
albumin 4% b/v (Bio Analitika®)
Pereaksi
biuret
Aquadest
5.5
Cara
Kerja
Dimasukkan 2 ml larutan natrium
sulfit 25% ke dalam tabung reaksi
↓
Tambahkan 0,2 ml serum atau plasma
dan 2 ml eter, campur hingga homogeny, tabung ditutup dan dikocok kuat-kuat
selama 10 detik.
↓
Tabung disentrifugasi, lalu eter
dan larutan protein (lapisan atas) dikeluarkan dengan penghisap atau tabung
dimiringkan dan cairan diambil dengan pipet mikro
↓
Laruta yang tersisa mengandung
albumin (lapisan bawah) yang selanjutnya akan dibuat tes, standar, dan blanko.
↓
Penyiapan larutan tes menggunakan
0,5 ml larutan albumin ditambah dengan 0,5 ml perekasi biuret. Larutan tersebut
kemudian diencerkan degan 1,00 ml aquadest
↓
Penyiapan larutan standar
menggunakan 0,5 ml larutan standar 4% b/v ditambah dengan 0,5 ml perekasi
biuret. Larutan tersebut kemudian diencerkan dengan 1 ml aquadest.
↓
Penyiapan larutan blanko menggunakan
0,5 ml aquadest ditambah dengan 0,5 ml perekasi biuret. Larutan tersebut
kemudian diencerkan dengan 1 ml aquadest.
↓
Semua campuran dikocok hingga
homogeny lalu didiamkan selama 20 menit
↓
Dibaca absorbansi seluruh tabung
dengan spektrofotometer dengan panjang gelumbung 546 nm. Kadar albumin pada
larutan tes =
5.6
Hasil
Pemeriksaan & Interpretasi Hasil
Hasil
Pengamatan
Data : Absorbansi standar = 0,292
Absorbansi tes 2 = 0,193
Perhitungan
Diketahui : Dt = 0,095
Dst = 0,062
Kadar
standar = 4 % b/v
Kadar
normal = 3,4
– 5,0 g/dL
Ditanya : kadar albumin serum tes 2 = ?
Jawab :
kadar albumin serum test 2 =
=
Intepretasi
Hasil
Didapatkan hasil kadar albumin dalam serum adalah 2,64 %
b/v atau 2,64 g/dL. Kadar ini berada di bawah rentang kadar normal yaitu 3,4 – 5,0 g/dL. Hasil ini menunjukkan kadar albumin yang rendah
pada pasien. Kadar albumin yang rendah pada pasien dapat disebabakan oleh berkurangnya
sintesis (produksi) albumin karena asupan protein kurang (malnutrisi), kelainan
genetik, kerusakan jaringan, gangguan penyerapan protein(malabsorbsi), penyakit
hati sehingga tempat produksi albumin terganggu, kebocoran protein melalui
ginjal, dan lain-lain.
5.7
Pembahasan
Pada percobaan
kali ini dilakukan penetapan kadar albumin dengan metode biuret dengan
menggunakan spektrofotometer. Prinsip metode ini adalah pengukuran serapan
cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret
dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang
terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi absorbansi
yang diberikan, semakin tinggi pula kandungan albumin yang terdapat di dalam
serum tersebut.
Dalam pereaksi
biuret terkandung 3 macam reagen yaitu reagen yang pertama adalah CuSO4
dalam aquadest dimana reagen ini berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+
yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein. Reagen yang kedua adalah
K-Na-Tartrat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya reduksi pada Cu2+
sehingga tidak mengendap. Reagen yang ketiga adalah NaOH dimana fungsinya
adalah membuat suasana basa. Suasana basa akan membantu pembentukan Cu(OH)2
yang nantinya akan menjadi Cu2+ dan 2OH-.
Pada tabung
dimasukkan Natrium sulfit 25% sebnyak 2 mL ini kemudian dimasukkan sampel
plasma 0,2 mL dan 2 mL kemudian dikocok kuat. Penambahan natrium sulfit dan
eter ini adalah berguna untuk memisahkan antara albumin dengan protein plasma
lainnya seperti globulin, fibrinogen dan lain-lain. Selanjutnya didiamkan
hingga terbentuk 2 lapisan cairan, lapisan atas terdiri dari eter dan protein
plasma lainnya. Sedangkan bagian bawah mengandung albumin sehingga lapisan
bagian atas dibuang dan lapisan bagian bawah kemudian ditambahkan dengan
pereaksi biuret dan dikocok.
Pada saat
sampel dikocok, jangan sampai menimbulkan buih karena akan mempengaruhi
pengukuran absorbansi. Dan setelah ditetesi pereaksi biuret, sampel didiamkan
selama 14-30 menit. 30 menit ini merupakan operating time yaitu waktu
yang dibutuhkan agar seluruh reaktan/protein bereaksi seluruhnya dengan reagen.
Setelah 30 menit, maka sampel diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer
dengan panjang gelombang 540-546 nm. Panjang gelombang 540 nm merupakan panjang
gelombang serapan maksimum untuk warna ungu. Namun digunakan pada panjang
gelombang 546 nm karena pada panjang gelombang 540 nm memberikan serapan
bernilai negatif. Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar protein dengan
metode Biuret adalah :
CuSO4.5H2O
+ 2NaOH Cu(OH)2+Na2SO4+5H2O
Cu(OH)2 Cu2+ + 2OH-
Setelah
dilakukan pengukuran terhadap standar dan tes didapatkan absorbansi larutan
standar adalah 0,292 dan absorbansi larutan test adalah 0,193 Perhitungan kadar
albumin dalam serum dilakukan dengan menggunakan rumus:
Kadar
Albumin total =
sehingga didapatkan hasil kadar albumin dalam serum
adalah 2,64 % b/v atau 2,64 g/dL. Kadar ini berada di bawah rentang kadar normal yaitu 3,4 – 5,0 g/dL. Didapatkan
hasil kadar albumin dalam serum adalah 2,64 % b/v atau 2,64 g/dL. Kadar ini
berada di bawah rentang kadar normal yaitu 3,4 – 5,0
g/dL. Hasil ini menunjukkan kadar albumin yang rendah pada pasien. Kadar
albumin yang rendah pada pasien dapat disebabakan oleh berkurangnya
sintesis (produksi) albumin karena asupan protein kurang (malnutrisi), kelainan
genetik, kerusakan jaringan, gangguan penyerapan protein (malabsorbsi),
penyakit hati sehingga tempat produksi albumin terganggu, kebocoran protein
melalui ginjal, dan lain-lain.
0 comments:
Post a Comment